PENGENALAN
DASAR-DASAR TAUHID, FIQIH DAN AQIDAH UNTUK PARA PEMULA
Bismillah.
PENGENALAN
DASAR-DASAR TAUHID, FIQIH DAN AQIDAH UNTUK PARA PEMULA
Posted
on 13/10/10
ترجمة المبادئ المفيدة في
التوحيد والفقه والعقيدة
إلى اللغة الأندونيسية
PENGENALAN DASAR-DASAR
TAUHID, FIQIH DAN AQIDAHUNTUK PARA PEMULA
Penulis:ASY-SYAIKH
AL-FAQIH AL-’ALLAMAH AL-MUHADDITSAbu Abdirrahman Yahya bin Ali
Al-HajuriyHAFIZHAHULLAH
Penerjemah:Muhammad
Al-Amin bin Nurdin Al-AmboniyAbul ‘Abbas Khidhir bin Aiyah Al-Limboriy.
1. بسم الله الرحمن الرحيم1.
Jika dikatakan kepadamu: Siapa yang menciptakanmu? Maka kamu katakan: Yang
menciptakanku adalah Allah, dan Dia yang telah menciptakan semua makhluk-makhluk,
dan dalilnya adalah perkataan Allah Ta’ala:﴿اللَّهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ﴾
[الزمر/62]. “Allah yang menciptakan segala sesuatu”. (Az-Zumar: 62) .
==============================================
2. Jika dikatakan kepadamu:
Siapa Robbmu? Maka kamu katakan: Allah Robbku dan Robb segala sesuatu, dan
dalilnya adalah perkataan Allah Ta’ala:﴿قُلْ أَغَيْرَ اللَّهِ أَبْغِي رَبًّا
وَهُوَ رَبُّ كُلِّ شَيْءٍ﴾ [الأنعام/164].“Katakanlah: “Apakah aku akan mencari
Robb selain Allah, padahal Dia adalah Robb segala sesuatu?”. (Al-An’am: 164).
Dan perkataan-Nya Ta’ala:﴿الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ﴾
[الفاتحة/2].“Segala puji bagi Allah, Robb semesta alam”. (Al-Fatihah: 2) .
==============================================
3. Jika dikatakan kepadamu:
Untuk apa Allah menciptakanmu? Maka kamu katakan: Allah menciptakan kami untuk
beribadah kepada-Nya, dan dalilnya adalah perkataan Allah Ta’ala:﴿وَمَا
خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ﴾ [الذاريات/56].“Dan Aku
tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku”.
(Adz-Dzaariyaat: 56).
==============================================
4. Jika dikatakan kepadamu:
Apa agamamu? Maka kamu katakan: Agamaku adalah Islam yang haq (benar), dan
dalilnya adalah perkataan Allah Ta’ala:﴿إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ
الْإِسْلَامُ﴾ [آل عمران/19].“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah
hanyalah Islam”. (Ali Imron: 19). Dan perkataan-Nya Ta’ala:﴿هُوَ الَّذِي
أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَق﴾ [التوبة/33].“Dialah yang telah
mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar”.
(At-Taubah: 33).﴿وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ
مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآَخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ﴾ [آل عمران/85].“Barangsiapa
mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima
(agama itu) darinya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi”. (Ali
Imron: 85) .
===============================================
5.
Jika dikatakan kepadamu: Siapa Nabimu? Maka kamu
katakan: Nabiku dan nabi semua umat ini, dia adalah Muhammad Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam, dan dalilnya adalah perkataan Allah Ta’ala:﴿مَا كَانَ
مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ
النَّبِيِّين﴾ [الأحزاب/40]. “Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari
seorang laki-laki di antara kalian, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup
nabi-nabi”. (Al-Ahzab: 40). Dan perkataan-Nya Ta’ala:﴿هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي
الْأُمِّيِّينَ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آَيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ
وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي
ضَلَالٍ مُبِين﴾ [الجمعة/2].“Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf
seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka,
mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Al-Kitab (Al-Qur’an) dan Al-Hikmah (As
Sunnah). Dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang
nyata”. (Al-Jum’ah: 2). Dan perkataan-Nya Ta’ala:﴿ فَآَمِنُوا بِاللَّهِ
وَرَسُولِهِ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ الَّذِي يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَكَلِمَاتِهِ وَاتَّبِعُوهُ
لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُون﴾ [الأعراف/158].“Maka berimanlah kalian kepada Allah dan
Rasul-Nya, nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada
kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kalian mendapat
petunjuk”. (Al-A’raf: 158). (Lihat pertanyaan no. 8).
=================================================
6. Jika dikatakan kepadamu:
Apa permulaan yang wajib diketahui oleh seorang hamba? Maka kamu katakan:
Mempelajari tauhid (mengesakan) Allah ‘Azza wa Jalla, dan dalilnya adalah hadits
Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘Anhu, beliau berkata: Tatkala Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam mengutus Mu’adz bin Jabal ke Yaman, maka Beliau Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam berkata kepadanya:«إِنَّكَ تَقْدَمُ عَلَى قَوْمٍ مِنْ أَهْلِ
الْكِتَابِ فَلْيَكُنْ أَوَّلَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَى أَنْ يُوَحِّدُوا اللَّهَ تَعَالَى».“Sesungguhnya
engkau akan mendatangi suatu kaum dari kalangan ahlil kitab, maka hendaklah
engkau memulai mendakwahi mereka agar mentauhidkan Allah Ta’ala”. (Muttafaqun
‘Alaih dan ini adalah lafazh Al-Imam Al-Bukhariy ).
===============================================
7. Jika dikatakan kepadamu:
Apa makna لا إله إلا الله? Maka kamu katakan: Maknanya adalah tidak ada
sesembahan yang berhaq disembah kecuali Allah, dan dalilnya adalah perkataan
Allah Ta’ala:﴿فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ﴾ [محمد/19].“Ketahuilah
bahwa tidak ada sesembahan yang berhaq disembah kecuali Allah”. (Muhammad: 19).
Dan perkataan-Nya Ta’ala:﴿ ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقّ﴾ [الحج/6].“Yang
demikian itu, karena sesungguhnya Allah, Dialah (sesembahan) yang haq (untuk disembah)”.
(Al-Hajj: 62).
===============================================
8. Jika dikatakan kepadamu:
Apa makna محمد رسول الله? Maka kamu katakan: Maknanya bahwasanya beliau adalah
utusan Allah kepada manusia seluruhnya, baik dari kalangan jin ataupun dari
kalangan manusia, dan dalilnya adalah perkataan Allah Ta’ala:﴿وَمَا
أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا كَافَّةً لِلنَّاسِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلَكِنَّ أَكْثَرَ
النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ﴾ [سبأ/28].“Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan
kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai
pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui”. (Saba’: 28).
Dan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu bahwasanya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam berkata:«وأرسلت إلى الخلق كافة».“…..Aku diutus kepada para makhluk
seluruhnya” (HR. Muslim )Dan wajib bagi kita semua untuk mentaatinya,
membenarkannya dan menjauhi apa saja yang beliau larang, dan dalilnya adalah
perkataan Allah Ta’ala:﴿قُلْ أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ﴾
[النور/54].“Katakanlah: “Taatlah kalian kepada Allah dan taatlah kepada Rasul”.
(An-Nuur: 54). Dan perkataan-Nya Ta’ala:﴿هَذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمَنُ وَصَدَقَ
الْمُرْسَلُونَ﴾ [يس/52].“Inilah yang dijanjikan Ar-Rahmaan dan benarlah Rasul-
rasul(Nya)”. (Yaasiin: 52). Dan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, beliau
berkata: Berkata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:«مَا نَهَيْتُكُمْ
عَنْه فَاجْتَنِبُوهُ، وَ مَا أَمَرْتُكُمْ بِه فَأْتُوا مِنْهُ مَا
اسْتَطَعْتُمْ».“Apa saja yang aku larang untuk kalian maka wajib bagi kalian untuk
menjauhinya, dan apa saja yang aku perintahkan kepada kalian maka laksakanlah
semampu kalian”. (Muttafaqun ‘Alaih ).
================================================
9. Jika dikatakan kepadamu:
Apa haq Allah atas hamba-Nya? Maka kamu katakan: Haq Allah atas hamba-Nya yaitu
mereka beribadah kepada-Nya dan mereka tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu
apapun, dan dalilnya adalah hadits Mu’adz bin Jabal bahwasanya Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata:«حَقَّ اللَّهِ عَلَى الْعِبَادِ أَنْ
يَعْبُدُوهُ وَلاَ يُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا، وَحَقَّ الْعِبَادِ عَلَى اللَّهِ
أَنْ لاَ يُعَذِّبَ مَنْ لاَ يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا».“Haq Allah atas seorang
hamba yaitu mereka beribadah kepada-Nya dan mereka tidak menyekutukan-Nya
dengan sesuatu apapun. Dan haq hamba atas Allah yaitu Allah tidak akan mengazab
siapa saja yang tidak berbuat syirik (menyekutukan)-Nya”. (Muttafaqun ‘Alaih).
=================================================
10. Jika dikatakan kepadamu:
Apa itu syirik? Maka kamu katakan: Syirik adalah beribadah kepada selain Allah,
apa saja yang dianggap sebagai ibadah kepada Allah ‘Azza wa Jalla kemudian
memalingkannya kepada selain Allah maka dia adalah syirik, dan dalilnya adalah
perkataan Allah Ta’ala:﴿وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا﴾
[النساء/36].“Beribadahlah kepada Allah dan janganlah kalian mempersekutukan-Nya
dengan sesuatupun”.
================================================
11. Jika dikatakan kepadamu:
Apa hukum menggambar makhluk bernyawa? Maka kamu katakan: Menggambar makhluk
bernyawa termasuk dari dosa-dosa besar, dan dalilnya adalah hadits Ibnu Mas’ud
Radhiyallahu ‘Anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
berkata:«إِنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَذَابًا عِنْدَ اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
الْمُصَوِّرُونَ».“Sesungguhnya orang yang paling pedih siksaannya pada hari
kiamat adalah tukang gambar (makhluk bernyawa)” (Muttafaqun ‘Alaih ).Dan dalam
hadits Juhaifah Radhiyallahu ‘Anhu, beliau berkata:«نَهَى النَّبِىُّ -صلى الله
عليه وسلم- عَنْ ثَمَنِ الْكَلْبِ، وَثَمَنِ الدَّمِ…. وَلَعَنَ
الْمُصَوِّرَ».“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melarang dari harga
(jual beli) anjing, dan harga (jual beli) darah….. dan telah melaknat para
pembuat gambar (makhluk bernyawa)”. (HR. Al-Bukhariy ).
================================================
12. Jika dikatakan kepadamu:
Apa hubungan antara gambar makhluk bernyawa dengan syirik? Maka kamu katakan:
Sesungguhnya menggambar makhluk bernyawa menyebabkan orang yang menggambar
menyaingi (Allah) dan berbuat syirik kepada Allah ‘Azza wa Jalla dalam hal
tersebut, dan dalilnya adalah hadits Aisyah Radhiyallahu ‘Anha bahwasanya Nabi
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata:«أَشَدُّ النَّاسِ عَذَابًا يَوْمَ
الْقِيَامَةِ الَّذِينَ يُضَاهُونَ بِخَلْقِ اللَّهِ».“Orang yang paling pedih
azabnya pada hari kiamat adalah orang-orang yang menyaingi ciptaan Allah”.
(Muttafaqun ‘Alaih ). Dan hadits Abi Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu bahwasanya
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata: Allah Ta’ala berkata:«وَمَنْ
أَظْلَمُ مِمَّنْ ذَهَبَ يَخْلُقُ كَخَلْقِى…. ».“Siapa yang lebih zhalim dari
pada orang yang mencoba-coba membuat ciptaan seperti ciptaan-Ku?….” (Muttafaqun
‘Alaih ).
================================================
13. Jika dikatakan kepadamu:
Apa pengertian Ibadah? Maka kamu katakan: Ibadah adalah suatu nama yang
mencakup seluruh apa-apa yang Allah mencintainya dan meridhainya , dan dalilnya
adalah perkataan Allah Ta’ala:﴿إِنْ تَكْفُرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنْكُمْ
وَلَا يَرْضَى لِعِبَادِهِ الْكُفْرَ وَإِنْ تَشْكُرُوا يَرْضَهُ لَكُمْ﴾
[الزمر/7].“Jika kalian kafir maka sesungguhnya Allah tidak membutuhkan kalian
dan Dia tidak meridhai kekafiran bagi hamba-hamba-Nya; dan jika kalian
bersyukur, niscaya Dia meridhai bagi kalian kesyukuran kalian itu”. (Az-Zumar:
7).
================================================
14. Jika dikatakan kepadamu:
Dimana Allah? Maka kamu katakan: Allah di atas langit, beristiwa’ di atas
‘Arsy-Nya, dan dalilnya adalah perkataan Allah Ta’ala:﴿أَأَمِنْتُمْ مَنْ فِي
السَّمَاءِ أَنْ يَخْسِفَ بِكُمُ الْأَرْضَ فَإِذَا هِيَ تَمُورُ﴾
[الملك/16].“Apakah kalian merasa aman terhadap Allah yang (berkuasa) di langit
bahwa Dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kalian, sehingga dengan
tiba-tiba bumi itu bergoncang?”. (Al-Mulk: 16). Dan perkataan-Nya Ta’ala:﴿الرَّحْمَنُ
عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى﴾ [طه/5].“Ar-Rahman yang beristiwa’ di atas ‘Arsy”.
(Thaahaa: 5). Dan hadits Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu bahwasanya Nabi
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata:«يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى
كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ
الآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِى
فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ».“Robb kita Tabaraka wa
Ta’ala turun setiap malam ke langit dunia, tatkala 1/3 (sepertiga) akhir malam
Dia berkata: Barang siapa yang berdoa kepada-Ku maka Aku akan mengabulkannya,
dan barang siapa yang meminta kepada-Ku maka Aku akan memberinya, dan barang
siapa berirtighfar kepada-Ku maka Aku akan mengampuninya”. (Muttafaqun ‘Alaih
). Dan turun keberadaannya dari atas [ke bawah] .
================================================
15. Jika dikatakan kepadamu:
Apakah Allah bersama kita? Maka kamu katakan: Allah ‘Azza wa Jalla bersama kita
dengan ilmu-Nya, dan dalilnya adalah perkataan Allah Ta’ala:﴿وَهُوَ مَعَكُمْ
أَيْنَ مَا كُنْتُمْ﴾ [الحديد/4] .“Dan Dia bersama kalian dimana pun kalian
berada”. (Al-Hadiid: 4). Dan perkataan-Nya Ta’ala:﴿وَهُوَ اللَّهُ فِي
السَّمَاوَاتِ وَفِي الْأَرْضِ يَعْلَمُ سِرَّكُمْ وَجَهْرَكُمْ وَيَعْلَمُ مَا
تَكْسِبُونَ﴾ [الأنعام/3].“Dan Dialah Allah (yang disembah), baik di langit
maupun di bumi; Dia mengetahui apa yang kalian rahasiakan dan apa yang kalian
tampakkan dan Dia mengetahui (pula) apa yang kalian usahakan”. (Al-An’am: 3).
Berkata Ibnu Katsir: Yang dimaksud bahwasanya Allah mengetahui segala sesuatu
yang di langit dan di bumi dari yang rahasia dan yang tampak”.
=================================================
16. Jika dikatakan kepadamu:
Apa pengertian Islam? Maka kamu katakan: Islam adalah berserah diri kepada Allah
dengan tauhid dan tunduk kepada-Nya dengan ketaatan dan membersihkan diri dari
syirik, dan dalilnya adalah perkataan Allah Ta’ala:﴿فَإِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ
فَلَهُ أَسْلِمُوا وَبَشِّرِ الْمُخْبِتِينَ﴾ [الحج/34].“Maka sesembahan kalian
adalah Al-Ilah Al-Waahid, karena itu berserah dirilah kalian kepada-Nya. dan
berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk (kepada Allah)”. (Al-Hajj:
34). Dan perkataan-Nya Ta’ala:﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ
حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ﴾ [آل
عمران/102].“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benar
taqwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kalian mati melainkan dalam keadaan
berislam”. (Ali Imron: 102).
================================================
17. Apabila dikatakan
kepadamu: Apakah agama Islam telah sempurna, ataukah masih membutuhkan
penyempurnaan? Maka kamu katakan: Islam adalah agama yang telah sempurna, dan
dalilnya adalah perkataan Allah Ta’ala:﴿الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ
وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا﴾
[المائدة/3].“Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kalian agama kalian, dan
telah Aku cukupkan kepada kalian nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai
agama bagi kalian”. (Al-Maidah: 3).
=================================================
18. Jika dikatakan kepadamu:
Dari mana seorang muslim mengambil (mempelajari) agamanya? Maka kamu katakan:
Seorang muslim mempelajari agamanya dari Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan
pemahaman Salafush Shalih, dan dalilnya adalah perkataan Allah Ta’ala:﴿أَوَلَمْ
يَكْفِهِمْ أَنَّا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ يُتْلَى عَلَيْهِمْ﴾
[العنكبوت/51].“Dan Apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami telah
menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Quran) sedang yang dibacakan kepada mereka?”.
(Al-’Ankabut: 51). Dan perkataan-Nya Ta’ala:﴿فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ
فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ
وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ﴾ [النساء/59].“Jika kalian berselisih tentang sesuatu,
maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul (As-Sunnah), jika kalian
benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir”. (An-Nisa’: 59). Dan
perkataan-Nya Ta’ala:﴿اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ (6) صِرَاطَ الَّذِينَ
أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ (7)﴾
[الفاتحة/6، 7].“Tunjukilah kepada kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan
orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan)
orang-orang yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat”.
(Al-Fatihah: 6-7). Dan perkataan-Nya Ta’ala:﴿وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ
بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ
نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيرًا﴾
[النساء/115].“Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran
baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, maka Kami
biarkan dia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami
masukkan ia ke dalam neraka Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat
kembali”. (An-Nisa’: 115). Dan lihat hadits yang setelah ini [no. 19].
=================================================
19. Jika dikatakan kepadamu:
Apakah aqidahmu? Maka kamu katakan: Aqidahku adalah sunniy, salafiy , dan
dalilnya adalah hadits Irbadh bin Sariyah Radhiyallahu ‘Anhu bahwasanya Nabi
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata:«فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِى وَسُنَّةِ
الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا
عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ
مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ».“Maka wajib bagi kalian untuk
berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah al-khulafa’ur rasyidin yang diberi
petunjuk dan berpegang teguhlah dengannya dan gigitlah kuat-kuat sunnah
tersebut dengan gigi geraham , dan waspadalah dari perkara baru [yang di
ada-adakan dalam agama]. Maka sesungguhnya semua perkara baru itu adalah bid’ah
dan setiap kebid’ahan adalah sesat”. (HR. Abu Dawud dan selainnya) dan ini
adalah hadits hasan.
=================================================
20. Jika dikatakan kepadamu:
Siapakah awal rasul (yang diutus) kepada penduduk bumi dan siapa yang terakhir
dari mereka? Maka kamu katakan: Yang pertama dari mereka diutus sebagai rasul
adalah Nuh ‘Alaihis Salam, dan yang terakhir dari mereka adalah nabi yang
paling utama yaitu Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dengan
diutusnya beliau adalah sebagai tanda kecil yang pertama (tentang) hari kiamat
dan wajib bagi kita untuk mengimani para rasul itu semuanya, dan dalilnya
adalah hadits Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu bahwasanya Nabi Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam berkata tentang ahli mahsyar (orang-orang yang bekumpul di
padang mahsyar) pada hari kiamat:«فَيَأْتُونَ نُوحًا فَيَقُولُونَ يَا نُوحُ
أَنْتَ أَوَّلُ الرُّسُلِ إِلَى أَهْلِ الأَرْضِ ، وَسَمَّاكَ اللَّهُ عَبْدًا
شَكُورًا».“Lalu mereka datang kepada Nuh dan mereka berkata: Wahai Nuh engkau
adalah rasul yang pertama yang diutus kepada penduduk bumi dan Allah telah
menamaimu dengan hamba yang bersyukur” (Muttafaqun ‘Alaih ). Dan dalil
bahwasanya akhir dari mereka (para nabi dan rasul) itu adalah Muhammad
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah perkataan Allah Ta’ala:﴿مَا كَانَ
مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ
النَّبِيِّينَ﴾ [الأحزاب/40].“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari
seorang laki-laki diantara kalian, tetapi beliau adalah Rasulullah dan penutup
para nabi”. (Al-Ahzab: 40). Dan hadits Tsauban Radhiyallahu ‘Anhu bahwasanya
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata:«وَأَنَا خَاتِمُ النَّبِيِّينَ لاَ
نَبِىَّ بَعْدِى».“Dan aku adalah penutup para nabi dan tidak ada nabi
setelahku”. (HR. Muslim).
21. Dan dalil bahwasanya
beliau adalah nabi yang paling utama adalah hadits Abu Hurairah Radhiyallahu
‘Anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata:«أَنَا سَيِّدُ النَّاسِ
يَوْمَ الْقِيَامَة».“Aku adalah tuan (pemimpin) manusia pada hari kiamat”.
(Muttafaqun ‘Alaih ). Dan dalil bahwasanya beliau adalah tanda pertama tentang
hari kiamat adalah hadits Sahl bin Sa’d Radhiyallahu ‘Anhu bahwasanya Nabi
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata:«بُعِثْتُ أَنَا وَالسَّاعَةَ
كَهَاتَيْنِ». وَضَمَّ السَّبَّابَةَ وَالْوُسْطَى.“Aku diutus dan (datangnya)
hari kiamat seperti dua ini”. Dengan mengisyaratkan kedua jarinya. (Muttafaqun
‘Alaih ). Dan wajib bagi kita untuk mengimani mereka (para nabi dan rasul) itu
semua dan barang siapa mengingkari salah seorang dari mereka maka sungguh dia
telah mengingkari mereka semua, dengan dalil perkataan Allah Ta’ala:﴿آَمَنَ
الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آَمَنَ
بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ
مِنْ رُسُلِهِ﴾ [البقرة/285].“Rasul telah beriman kepada Al-Quran yang
diturunkan kepadanya dari Robbnya, demikian pula orang-orang yang beriman.
semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya.
(mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan antara seorangpun (dengan yang
lain) dari rasul-rasul-Nya”. (Al-Baqarah: 285). Dan perkataan-Nya Ta’ala:﴿إِنَّ
الَّذِينَ يَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيُرِيدُونَ أَنْ يُفَرِّقُوا بَيْنَ
اللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيَقُولُونَ نُؤْمِنُ بِبَعْضٍ وَنَكْفُرُ بِبَعْضٍ
وَيُرِيدُونَ أَنْ يَتَّخِذُوا بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيلًا (150) أُولَئِكَ هُمُ
الْكَافِرُونَ حَقًّا وَأَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ عَذَابًا مُهِينًا (151)﴾
[النساء/150، 151]
22. .“Sesungguhnya orang-orang
yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud membeda-bedakan
antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan: “Kami
beriman kepada yang sebagian dan kami kafir terhadap sebagian (yang lain)”,
serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang
demikian (iman atau kafir)”. Merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya.
Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu siksaan yang
menghinakan”. (An-Nisa’: 150-151 ).
================================================
23. Jika dikatakan kepadamu:
Apa yang didakwahkan oleh para rasul kepada segenap manusia? Maka kamu katakan:
Mereka menda’wahkan untuk beribadah hanya kepada Allah saja dan tidak membuat
tandingan-tandingan (syirik) dengan-Nya, dan dalilnya adalah perkataan Allah
Ta’ala:وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ
وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ [النحل/36]“Dan sungguhnya Kami telah mengutus Rasul
pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah
thaghut “. (An-Nahl: 36).
=================================================
24. Jika dikatakan kepadamu:
Apa pengertian tauhid yang para rasul mendakwahkannya? Maka kamu katakan:
Tauhid adalah mengesakan Allah dalam beribadah, dan dalilnya adalah perkataan
Allah Ta’ala:﴿وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا﴾
[النساء/36].“Dan sembahlah Allah dan janganlah kalian mempersekutukan-Nya
dengan sesuatu apapun”. (An-Nisa’: 36). Dan perkataan-Nya Ta’ala:﴿قُلْ هُوَ
اللَّهُ أَحَدٌ﴾.“Katakanlah: “Dia-lah Allah, Al-Ahad”. [(Al-Ikhlash: 1)].
=================================================
25. Jika dikatakan kepadamu:
Berapa macam tauhid kepada Allah ‘Azza wa Jalla? Maka kamu katakan: Tiga macam:
Pertama: Tauhid Ar-Rububiyyah .
Kedua: Tauhid Al-Uluhiyyah .
Ketiga: Tauhid Al-Asma’ wa Shifat .
Dan dalilnya adalah perkataan Allah Ta’ala:﴿بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ
الرَّحِيمِ﴾.
“Dengan menyebut nama
Allah Ar-Rahmaan lagi Ar-Rahiim” .﴿رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا
بَيْنَهُمَا فَاعْبُدْهُ وَاصْطَبِرْ لِعِبَادَتِهِ هَلْ تَعْلَمُ لَهُ سَمِيًّا﴾
[مريم/65].“Robb langit dan bumi dan apa-apa yang ada di antara keduanya, maka
sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadah kepada-Nya. Apakah kamu
mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia (yang patut disembah)?!”. (Maryam:
65). Pada dua ayat tersebut terdapat padanya pembagian tiga tauhid tersebut.
=================================================
26. Jika dikatakan kepadamu:
Apakah kebaikan yang paling besar dan apakah kejelekan yang paling besar? Maka
kamu katakan: Yang paling besarnya kebaikan adalah tauhid kepada Allah ‘Azza wa
Jalla dan yang paling besarnya kejelekan adalah syirik kepada Allah ‘Azza wa
Jalla, dan dalilnya adalah perkataan Allah Ta’ala:﴿إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ
أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ﴾ [النساء/48].
“Sesungguhnya Allah tidak
akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari
(syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan
Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar”. (An-Nisa’: 48 ). Dan
perkataan-Nya Ta’ala:﴿فَمَا لَنَا مِنْ شَافِعِينَ (100) وَلَا صَدِيقٍ حَمِيمٍ
(101) فَلَوْ أَنَّ لَنَا كَرَّةً فَنَكُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ (102)﴾
[الشعراء/100-102].
“Maka kami tidak mempunyai
pemberi syafa’at seorangpun, dan tidak pula mempunyai teman yang akrab (paling
dekat), maka sekiranya kita dapat kembali sekali lagi (ke dunia) niscaya kami
menjadi orang-orang yang beriman”. (Asy-Syu’ara’: 100-102).Dari Anas bin Malik
Radhiyallahu ‘Anhu, beliau berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
berkata:«شفاعتي لأهل الكبائر من أمتي».“Syafa’atku untuk pelaku dosa besar dari
kalangan umatku (yang bertauhid)”. (HR. Ahmad ) dan ini adalah hadits
shahih.Ini menunjukan bahwa orang yang paling berbahagia dengan syafa’at Nabi
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah mereka para pelaku dosa besar dari
kalangan kaum muslimin, dan tidak ada syafa’at untuk orang musyrik.Dari Jabir
bin ‘Abdillah Radhiyallahu ‘Anhuma beliau berkata: Berkata Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:«مَنْ مَاتَ لاَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا دَخَلَ
الْجَنَّةَ وَمَنْ مَاتَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا دَخَلَ النَّارَ».“Barang
siapa yang mati dan dia tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun maka dia
akan masuk Jannah (Surga). Dan barang siapa yang menyekutukan Allah dengan sesuatu
apapun maka dia masuk neraka”. (HR. Muslim ).
================================================
27. Jika dikatakan kepadamu:
Ada berapa tingkatan agama? Maka kamu katakan: Agama memiliki tiga tingkatan
yaitu: Islam, Iman dan Ihsan, dan dalilnya adalah hadits hadits ‘Umar bin
Al-Khaththab Radhiyallahu ‘Anhu dalam “Shahih Muslim” (no. 8), pada hadits
tersebut bahwa Jibril ‘Alaihis Salam bertanya kepada Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam tentang Islam, kemudian Iman dan kemudian Ihsan.
==================================================
28. Jika dikatakan kepadamu:
Berapa rukun Islam? Maka kamu katakan: Rukun Islam ada 4 (empat), dan dalilnya
adalah hadits Abdullah bin ‘Umar Radhiyallahu ‘Anhuma bahwa Nabi Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam berkata:«بُنِىَ الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لاَ
إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، وَإِقَامِ الصَّلاَةِ،
وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ، وَالْحَجِّ، وَصَوْمِ رَمَضَانَ».“Islam dibangun di atas
4 (empat) perkara, yaitu: Persaksian bahwa tidak ada sesembahan yang berhaq
untuk disembah kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, menegakan
shalat, menunaikan zakat, haji, dan puasa Romadhan”. (Muttafaqun ‘Alaih ).
========================================================
29. Jika dikatakan kepadamu:
Apa itu iman? Maka kamu katakan: Iman adalah pengucapan dengan lisan, keyakinan
dengan qalbu (hati), dan pengamalan dengan anggota tubuh. Dan iman itu
bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan, dalil bahwasanya
iman itu pengucapan dengan lisan dan pengamalan dengan anggota tubuh adalah
hadis Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam:«الإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شُعْبَةً
فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الأَذَى
عَنِ الطَّرِيقِ وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الإِيمَانِ».“Iman itu ada 70 (tujuh
puluh) atau 60 (eman puluh) tingkatan, tingkatan yang paling tertinggi adalah
perkataan: Tidak ada sesembahan yang berhaq kecuali Allah dan yang paling
rendahnya adalah menyingkirkan gangguan dari jalan dan malu adalah bagian dari
iman”. (Muttafaqun ‘Alaihi ).Dalil bahwasanya iman adalah keyakinan dengan
qalbu (hati) adalah hadits Umar yang telah lewat pada “Rukun Iman” (no. 25) dan
perkataan Allah Ta’ala:﴿وَعَلَى اللَّهِ فَتَوَكَّلُوا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِين﴾
[المائدة/23].“Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu
benar-benar orang yang beriman”. (Al-Maidah: 23).Dan dari hadits Anas bin Malik
Radhiyallahu ‘Anhu dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata:«آيَةُ
الإِيمَانِ حُبُّ الأَنْصَارِ، وَآيَةُ النِّفَاقِ بُغْضُ الأَنْصَارِ».“Alamat
keimanan adalah mencintai orang Anshar dan alamat kemunafiqan dan benci (para
shahabat) Anshar”. (Muttafaqun ‘Alaihi ).Dan dalil bahwasanya iman bertambah
dengan ketaatan… adalah perkataan Allah Ta’ala:﴿إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ
الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ
آَيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ﴾
[الأنفال/2].“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah jika disebut nama
Allah gemeterlah hati-hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka
ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka. Dan kepada Robbnya mereka bertawakal”.
(Al-Anfaal: 2). Dan perkataan-Nya Ta’ala:﴿هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ السَّكِينَةَ
فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا إِيمَانًا مَعَ إِيمَانِهِمْ﴾
[الفتح/4].“Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan di dalam hati-hati orang
yang beriman, supaya iman mereka bertambah di samping keimanan (yang ada) pada
mereka”.(Al-Fath: 4). Dan perkataan-Nya Ta’ala:﴿وَيَزْدَادَ الَّذِينَ آَمَنُوا
إِيمَانًا﴾ [المدثر/31].“Dan orang-orang yang beriman bertambah keimanannya”.
(Al-Mudatsir: 31).Dan dalil bahwasanya keimanan berkurang dengan maksiat adalah
dalil-dalil yang menunjukan bertambahnya keimanan, karena sesungguhnya keimanan
sebelum bertambah maka sebelum itu dalam keadaan berkurang, berkata Al-Imam
Al-Bukhariy dalam “Kitabul Iman” dalam “Shohihnya” (Bab: 33): Jika meninggalkan
sesuatu dari keimanan maka dia berkurang.Dan hadits tingkatan keimanan yang
baru saja kami sebutkan, dan hadits Abu Sa’id Al-Khudriy bahwasanya Nabi
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata:«مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا
فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ
يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإِيمَانِ».“Barang siapa di antara
kalian melihat kemungkaran maka hendaklah dia merubahnya dengan tangannya, dan
apabila dia tidak mampu maka dengan lisannya dan bila tidak mampu maka dengan
qalbu (hati)nya, dan yang demikian itu yang selemah-lemahnya keimanan”. (HR.
Muslim ). Pad hadits ini menunjukan bahwa mengingkari kemungkaran adalah
termasuk dari keimanan.
=================================================
30. Jika dikatakan kepadamu:
Ada berapa rukun iman? Maka kamu katakan: Rukun iman ada 6 (enam) dan dalilnya
adalah hadits Umar bin Khoththab dalam “Shohih Muslim” bahwasanya Nabi
Shallallahu ‘Alaihi wa sallam ditanya oleh Jibril ‘Alaihis Salam tentang iman maka
beliau menjawab:«أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ
وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ».“Engkau beriman
kepada Allah, Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya dan Rasul-rasul-Nya dan hari akhir
serta beriman kepada takdir yang baik dan yang buruk. Berkata Jibril ‘Alaihis
Sallam: Engkau benar”. (HR. Al-Bukhariy dan Muslim dari Abi Hurairah).
===========================================
31.
Jika dikatakan kepadamu: Apa pengertian ihsan antara
seorang hamba dengan Robbnya? Maka kamu katakan: Ihsan adalah engkau beribadah
kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya meskipun engkau tidak melihat-Nya
maka yakinlah bahwasanya Dia melihatmu, sebagaimana hadist Umar bin
Al-Khaththab dalam “Shohih Muslim” (no. 8).
=================================================
32. Jika dikatakan kepadamu:
Apa hukum mencela Allah, mencela Rasul-Nya dan mencaci maki agamanya atau
mengolok-olok? Maka kamu katakan: Perbuatan ini adalah perbuatan kufur akbar
(perbuatan kekafiran yang paling besar), barang siapa yang sengaja maka dia
telah keluar dari agama Islam, dan dalilnya adalah perkataan Allah Ta’ala:﴿قُلْ
أَبِاللَّهِ وَآَيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ (65) لَا
تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ﴾ [التوبة/65، 66].“Katakanlah
(wahai Muhammad): Apakah terhadap Allah, Ayat-ayat-Nya dan Rasul-rasul-Nya
kalian mengolok-olok. Dan tidak ada udzur (alasan) bagi kalian, kalian telah
kafir setelah keimanan kalian” . (Al-Maidah: 65-66).
==============================================
33. Jika dikatakan kepadamu:
Apa balasan bagi orang-orang yang beriman dan apa balasan bagi orang-orang yang
kafir pada hari kiamat nanti? Maka kamu katakan: Balasan bagi orang-orang
beriman adalah Jannah (Surga) di puncak yang paling tinggi, dan dalilnya adalah
perkataan Allah Ta’ala:﴿إِنَّ الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
أُولَئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ (7) جَزَاؤُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتُ
عَدْنٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ذَلِكَ لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهُ (8)﴾
[البينة/7-8].“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh,
mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Robb mereka
adalah syurga ‘Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di
dalamnya selama-lamanya. Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha
kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada
Robbnya”. (Al-Bayyinah: 7-8).Dan balasan bagi orang-orang yang kafir adalah
neraka yang paling dangkal, dan dalilnya adalah perkataan Allah
Ta’ala:﴿وَالَّذِينَ كَفَرُوا لَهُمْ نَارُ جَهَنَّمَ لَا يُقْضَى عَلَيْهِمْ
فَيَمُوتُوا وَلَا يُخَفَّفُ عَنْهُمْ مِنْ عَذَابِهَا كَذَلِكَ نَجْزِي كُلَّ
كَفُورٍ﴾ [فاطر/36]“Dan orang-orang kafir bagi mereka neraka Jahannam. mereka
tidak dibinasakan sehingga mereka mati dan tidak (pula) diringankan dari mereka
azabnya. Demikianlah Kami membalas setiap orang yang sangat kafir”. (Fathir:
36).Dan dalil bahwa balasan bagi orang-orang beriman adalah Jannah (Surga) di
puncak yang paling tinggi adalah perkataan Allah Ta’ala:﴿وَلَقَدْ رَآَهُ
نَزْلَةً أُخْرَى (13) عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهَى (14) عِنْدَهَا جَنَّةُ
الْمَأْوَى (15)﴾ [النجم/13-15].“Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril
itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha.
Di dekatnya ada syurga tempat tinggal”. (An-Najm: 13-15).Dan dalil bahwa
balasan bagi orang-orang yang kafir adalah neraka yang paling dangkal, dan
dalilnya adalah hadits Bara’ bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata
dalam satu riwayat yang diriwayatkan langsung dari Robbnya ‘Azza wa
Jalla:«اكْتُبُوا كِتَابَهُ فِى سِجِّينٍ فِى الأَرْضِ السُّفْلَى».“Tulislah
kalian catatan hamba-Ku di Sijjin di bagian bumi yang paling bawah”.
(Diriwayatkan oleh Al-Imam Ahmad dalam “Al-Musnad” dan ini adalah hadits shohih
).Dan kita tidak memastikan bagi seseorang dia masuk jannah (surga) atau masuk
naar (neraka) kecuali telah dipastikan oleh dalil, dengan perkataan Allah
Ta’ala:﴿وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ﴾ [الإسراء/36].“Dan janganlah
kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai ilmu (pengetahuan tentangnya)”.
(Al-Isra’: 36).
================================================
34. Apabila dikatakan
kepadamu: Berapakah jumlah negri (tempat tinggal manusia)? Maka kamu katakan:
Jumlah alam ada 3 (tiga):Pertama: Alam dunia yang fana (tidak kekal), dan
dalilnya adalah perkataan Allah Ta’ala:﴿وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا
مَتَاعُ الْغُرُورِ﴾ [آل عمران/185].“Dan kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah
kesenangan yang menipu”. (Ali Imron: 185).Kedua: Alam Barzakh (kubur), dan
dalilnya adalah perkataan Allah Ta’ala:﴿وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى
يَوْمِ يُبْعَثُونَ﴾ [المؤمنون/100].“Dan di hadapan mereka ada barzakh (kubur)
sampai hari mereka dibangkitkan”. (Al-Mu’minun: 100).Ketiga: Alam Qaraar
(akhirat), dan dalilnya adalah perkataan Allah Ta’ala dalam mengkhabarkan
tentang orang yang beriman dari keluarga Fir’aun :﴿يَا قَوْمِ إِنَّمَا هَذِهِ
الْحَيَاةُ الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَإِنَّ الْآَخِرَةَ هِيَ دَارُ الْقَرَارِ﴾
[غافر/39] .“Hai kaumku, Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan
(sementara) dan Sesungguhnya akhirat Itulah negeri yang kekal”. (Ghafir: 39).
================================================
35. Jika dikatakan kepadamu:
Tempat apakah yang pertama kali di lewati di akhirat? Maka kamu katakan: Tempat
yang pertama kali dilewati di akhirat adalah kubur, dan dalilnya adalah hadits
Utsman bin ‘Affan Radhiyallahu ‘Anhu, bahwasanya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam berkata:«إِنَّ الْقَبْرَ أَوَّلُ مَنَازِلِ الآخِرَةِ فَإِنْ نَجَا مِنْهُ
فَمَا بَعْدَهُ أَيْسَرُ مِنْهُ وَإِنْ لَمْ يَنْجُ مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَشَدُّ
مِنْهُ».“Sesungguhny kubur adalah awal tempat di akhirat, apabila selamat
darinya maka yang setelahnya akan mudah. Dan bila tidak selamat darinya maka
setelahnya akan lebih parah (azabnya) dari sebelumnya”. (Diriwayatkan oleh
At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad . Dan ini adalah hadits hasan).
================================================
36. Apabila dikatakan
kepadamu: Apa keyakinanmu tentang azab kubur dan kenikmatannya? Maka kamu
katakan: Aku berkeyakinan bahwasanya azab kubur dan kenikmatannya adalah benar
bagi siapa yang melewatinya, dan dalilnya adalah hadits ‘Aisyah Radhiyallahu
‘Anha bahwasanya dia bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
tentang azab kubur maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
mengatakan:«عَذَابُ الْقَبْرِ حَقٌّ».“Azab kubur adalah haq (benar adanya)”
(Muttafaqun ‘Alaih ). Dan ini adalah lafadz Al-Imam Al-Bukhariy. Dan dari
‘Aisyah bahwasanya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam meminta perlindungan
(kepada Allah) dari fitnah dan azab kubur, dan berlindung dari fitnah Al-Masih
Dajjal (Muttafaqun ‘Alaih ).Pada dalil tersebut penetapan adanya azab kubur,
fitnah kubur, dan adanya fitnah Dajjal yang besar.Dan dalil tentang adanya
kenikmatan kubur adalah hadits Al-Bara’ yaitu:«وأَما المِؤمن فيقال: أَلْبِسُوهُ
مِنَ الْجَنَّةِ وَافْتَحُوا لَهُ بَاباً إِلَى الْجَنَّةِ, فَيَأْتِيهِ مِنْ
رَوْحِهَا وَطِيبِهَا وَيُفْسَحُ لَهُ فِى قَبْرِهِ مَدَّ بَصَرِهِ».“Dan adapun
orang-orang yang beriman maka dikatakan kepada mereka: Pakaikanlah kepadanya
pakaian dari surga, bukakanlah kepadanya pintu ke surga dan datangkan kepadanya
minyak wangi dan wewangian (yang harum) serta luaskan baginya kuburnya sejauh
mata memandang”. (HR. Al-Imam Ahmad dalam “Musnad ” dan ini adalah hadits
shahih).
===============================================
37. Jika dikatakan kepadamu:
Apa keyakinanmu tentang hari kebangkitan, hari perhitungan dan hari mengambil
kitab (catatan amal)? Maka kamu katakan: Aku berkeyakinan bahwasanya itu adalah
haq (benar adanya), dan dalilnya adalah perkataan Allah Ta’ala:﴿زَعَمَ
الَّذِينَ كَفَرُوا أَنْ لَنْ يُبْعَثُوا قُلْ بَلَى وَرَبِّي لَتُبْعَثُنَّ ثُمَّ
لَتُنَبَّؤُنَّ بِمَا عَمِلْتُمْ وَذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ﴾
[التغابن/7].“Orang-orang yang kafir menyangka bahwa mereka sekali-kali tidak
akan dibangkitkan. Katakanlah: “Memang, demi Robbku, benar-benar kalian akan
dibangkitkan, kemudian akan diberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”
yang demikian itu adalah mudah bagi Allah”. (At-Taghabun: 7). Dan perkataan-Nya
Ta’ala:﴿خُشَّعًا أَبْصَارُهُمْ يَخْرُجُونَ مِنَ الْأَجْدَاثِ كَأَنَّهُمْ
جَرَادٌ مُنْتَشِرٌ (7) مُهْطِعِينَ إِلَى الدَّاعِ يَقُولُ الْكَافِرُونَ هَذَا
يَوْمٌ عَسِرٌ﴾ [القمر/7، 8].“Maka berpalinglah kamu dari mereka, (ingatlah)
hari (ketika) seorang penyeru (malaikat) menyeru kepada sesuatu yang tidak
menyenangkan (hari pembalasan), sambil menundukkan pandangan-pandangan mereka
keluar dari kuburan seakan-akan mereka belalang yang beterbangan, mereka datang
dengan cepat kepada penyeru itu. Orang-orang kafir berkata: “Ini adalah hari
yang sulit”. (Al-Qomar: 6-8). Dan perkataan-Nya Ta’ala:﴿فَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ
كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ (7) فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيرًا (8) وَيَنْقَلِبُ
إِلَى أَهْلِهِ مَسْرُورًا (9) وَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ وَرَاءَ ظَهْرِهِ
(10) فَسَوْفَ يَدْعُو ثُبُورًا (11) وَيَصْلَى سَعِيرًا (12)﴾
[الإنشقاق/7-12].“Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya,
maka Dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah,dan dia akan kembali
kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira. Adapun orang-orang yang
diberikan kitabnya dari belakang, maka dia akan berteriak: “Celakalah aku” dan
dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)”. (Al-Insyiqaq: 7-12).
Dan perkataan-Nya Ta’ala:﴿يَوْمَ نَدْعُوا كُلَّ أُنَاسٍ بِإِمَامِهِمْ فَمَنْ
أُوتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ فَأُولَئِكَ يَقْرَءُونَ كِتَابَهُمْ وَلَا
يُظْلَمُونَ فَتِيلًا (71) وَمَنْ كَانَ فِي هَذِهِ أَعْمَى فَهُوَ فِي
الْآَخِرَةِ أَعْمَى وَأَضَلُّ سَبِيلًا (72)﴾ [الإسراء/71، 72].“(Ingatlah) suatu
hari (yang di hari itu) Kami panggil tiap umat dengan pemimpinnya; dan
barangsiapa yang diberikan kitab amalannya di tangan kanannya maka mereka ini
akan membaca kitabnya itu, dan mereka tidak dianiaya sedikitpun. Dan
barangsiapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia
akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar)”. (Al-Isra’:
71-72).
==================================================
38. Jika dikatakan kepadamu: Apakah orang-orang
yang beriman melihat Robb mereka pada hari kiamat? Maka kamu katakan: Iya,
mereka melihat Robb mereka pada hari kiamat di padang mahsyar dan di surga, dan
dalilnya adalah perkataan Allah Ta’ala:﴿وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَاضِرَةٌ (22) إِلَى
رَبِّهَا نَاظِرَةٌ (23)﴾ [القيامة/22، 23]“Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada
hari itu berseri-seri, kepada Robbnyalah mereka melihat”. (Al-Qayyimah:
22-23).Dan di dalam “Shohihain” dari hadits Jarir bin ‘Abdillah Radhiyallahu
‘Anhu bahwasanya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata:«إِنَّكُمْ
سَتَرَوْنَ رَبَّكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ».“Sesungguhnya kalian akan melihat
Robb kalian pada hari kiamat”. Dan diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim [(no. 467)]
dari jalur Hammad bin Salamah, dari Tsabit, dari Abdirrahman bin Abi Laila,
dari Shuhaib Radhiyallahu ‘Anhu bahwasanya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
berkata:«إِذَا دَخَلَ أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ يَقُولُ اللَّهُ تَبَارَكَ
وَتَعَالَى: تُرِيدُونَ شَيْئًا أَزِيدُكُمْ؟ فَيَقُولُونَ: أَلَمْ تُبَيِّضْ
وُجُوهَنَا أَلَمْ تُدْخِلْنَا الْجَنَّةَ وَتُنَجِّنَا مِنَ النَّارِ؟ قَالَ:
فَيَكْشِفُ الْحِجَابَ فَمَا أُعْطُوا شَيْئًا أَحَبَّ إِلَيْهِمْ مِنَ النَّظَرِ
إِلَى رَبِّهِمْ عَزَّ وَجَلَّ».“Jika penduduk Jannah (surga) masuk ke dalam
Jannah maka Allah Tabaraka wa Ta’ala berkata: “Maukah kalian Aku tambahkan
sesuatu?” Mereka berkata: Bukankah Engkau telah memutihkan wajah-wajah kami?
Bukankah Engkau telah memasukan kami ke dalam Jannah dan menyelamatkan kami
dari neraka? Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata: “Maka dibukalah
hijab (wajah Allah), maka tidaklah diberikan kepada mereka yang paling mereka
cintai yaitu melihat wajah Robb mereka ‘Azza wa Jalla” .Dan orang kafir mereka
tidak melihat wajah Allah ‘Azza wa Jalla pada hari kiamat dan dalilnya adalah
perkataan Allah Ta’ala:﴿كَلَّا إِنَّهُمْ عَنْ رَبِّهِمْ يَوْمَئِذٍ
لَمَحْجُوبُونَ﴾ [المطففين/15].“Sekali-kali tidak, sesungguhnya mereka pada hari
itu benar-benar tertutup dari (melihat) Robb mereka”. (Al-Muthaffiffin: 15).
===============================================
39. Jika dikatakan kepadamu:
Apa keyakinanmu tentang Al-Qur’an Al-Karim yang di mushaf? Maka kamu katakan:
Aku berkeyakinan bahwa Al-Qur’an adalah Kalamullah (perkataan Allah) ‘Azza wa
Jalla, dan dia bukan makhluk dan dalilnya adalah perkataan Allah Ta’ala:﴿وَإِنْ
أَحَدٌ مِنَ الْمُشْرِكِينَ اسْتَجَارَكَ فَأَجِرْهُ حَتَّى يَسْمَعَ كَلَامَ
اللَّهِ﴾ [التوبة/6].“Dan jika seorang diantara orang-orang musyrikin itu
meminta perlindungan kepadamu, Maka lindungilah dia supaya dia sempat mendengar
perkataan Allah”. (Al-Maidah: 6).
===========================================
40. Jika dikatakan kepadamu:
Apakah Al-Qur’an bahasa Arab ataukah bahasa selain Arab? Maka kamu katakan:
Al-Qur’an adalah bahasa Arab dan dalilnya adalah perkataan Allah Ta’ala:﴿إِنَّا
جَعَلْنَاهُ قُرْآَنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ﴾
[الزخرف/3].“Sesungguhnya Kami menjadikan Al Quran dalam bahasa Arab supaya kamu
memahami(nya)”. (Az-Zuhruf: 3). Dan perkataan-Nya Ta’ala:﴿نَزَلَ بِهِ الرُّوحُ
الْأَمِينُ (193) عَلَى قَلْبِكَ لِتَكُونَ مِنَ الْمُنْذِرِينَ (194) بِلِسَانٍ
عَرَبِيٍّ مُبِينٍ (195)﴾ [الشعراء/193-195].“Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh
Al-Amin (Jibril) ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di
antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas”.
(Asy-Syu’ara: 193-195).39. Jika dikatakan kepadamu: Apakah Allah memiliki
nama-nama dan sifat-sifat? Maka kamu katakan: Iya, Allah memiliki nama-nama dan
sifat-sifat sesuai dengan keagungan-Nya dan dalilnya adalah perkataan Allah
Ta’ala:﴿وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا﴾ [الأعراف/180]“Dan
Allah memiliki asmaa-ul husna (nama-nama yang indah) dan berdoalah kalian
dengannya”. (Al-A’raf: 180). Dan perkataan-Nya Ta’ala:﴿وَلِلَّهِ الْمَثَلُ
الْأَعْلَى وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ﴾ [النحل/60]“Dan Allah mempunyai sifat
Al-A’laa; dan Dia-lah Al-’Aziiz lagi Al-Hakiim”. (An-Nahl: 60). Dan
perkataan-Nya Ta’ala:﴿قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ (1) اللَّهُ الصَّمَدُ (2) لَمْ
يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ (3) وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ (4)﴾
[الإخلاص/1-4].“Katakanlah: “Dia-lah Allah, Al-Ahad. Allah adalah Ash-Shamad.
Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang
setara dengan Dia”. (Al-Ikhlash: 1-4). Dan dalam “Shohihain” dari hadits
‘Aisyah bahwa ada seseorang berkata: (Bahwasanya surat Al-Ikhlas adalah sifat
Ar-Rahman) maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam membenarkan yang
demikian itu .Dan nama-nama ‘Azza wa Jalla tidaklah terbatasi dengan jumlah
bilangan dengan yang kita ketahui, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam:«لاَ أُحْصِى ثَنَاءً عَلَيْكَ…».“Tidak ada batasan pujian kepada-Mu…”
(HR. Muslim dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha) .
===================================================
41. Jika kamu dikatakan:
Apakah ada satu pun selain Allah yang mengetahui ilmu ghaib? Maka kamu katakan:
Tidak ada satu pun (dari makhluk) yang mengetahui ilmu ghaib kecuali Allah, dan
dalilnya adalah perkataan Allah Ta’ala:﴿وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُطْلِعَكُمْ
عَلَى الْغَيْبِ﴾ [آل عمران/179].“Dan Allah sekali-kali tidak akan
memperlihatkan kepada kalian perkara-perkara yang ghaib”. (Ali Imran: 179). Dan
perkataan-Nya Ta’ala:﴿فَقُلْ إِنَّمَا الْغَيْبُ لِلَّهِ﴾ [يونس/20].“Maka
katakanlah: “Sesungguhnya yang ghaib itu kepunyaan Allah”. (Yunus: 40). Dan
perkataan-Nya Ta’ala:﴿وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا
هُو﴾ [الأنعام/59].“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak
ada yang mengetahuinya kecuali Dia”. (Al-An’am: 59).
==============================================
42. Jika dikatakan kepadamu:
Kapan hari kiamat akan terjadi? Maka kamu katakan: Perkara hari kiamat adalah
termasuk dari perkara-perkara ghaib yang tidak ada yang mengetahuinya kecuali
Allah, dan dalilnya adalah perkataan Allah Ta’ala:﴿إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ
عِلْمُ السَّاعَةِ﴾ [لقمان/34].“Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah
pengetahuan tentang hari Kiamat”. (Luqman: 34). Dan perkataan-Nya
Ta’ala:﴿إِلَيْهِ يُرَدُّ عِلْمُ السَّاعَةِ﴾ [فصلت/47].“Kepada-Nyalah
dikembalikan pengetahuan tentang hari Kiamat”. (Fushilat: 47). Dan
perkataan-Nya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:«وَلاَ يَعْلَمُ مَتَى تَقُومُ
السَّاعَةُ إِلاَّ اللَّهُ».“Tidak ada yang mengetahui kapan hari kiamat akan
terjadi kecuali Allah”. (HR. Al-Bukhariy dari hadits Ibnu ‘Umar Radhiyallahu
‘Anhuma ).
===============================================
43. Jika dikatakan kepadamu:
Berapa syarat-syarat diterimanya amalan? Maka kamu katakan: Diterimanya amal
ada tiga syarat:Pertama: Berislam (muslim), orang kafir Allah tidak menerima
amalannya, dan dalilnya adalah perkataan Allah Ta’ala:﴿وَقَدِمْنَا إِلَى مَا
عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا [الفرقان/23].“Dan Kami
hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan)
debu yang berterbangan”. (Al-Furqan: 23). Dan perkataan-Nya Ta’ala:﴿إِنَّمَا
يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِين﴾ [المائدة/27].“Sesungguhnya Allah hanya
menerima (amalan) dari orang-orang yang bertaqwa”. (Al-Maidah: 27).Kedua:
Ikhlash, dan dalilnya adalah:وَمَا تَفَرَّقَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ
إِلَّا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَةُ (4) وَمَا أُمِرُوا إِلَّا
لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ [البينة/4، 5].“Dan tidaklah
mereka diperintah kecuali supaya menyembah Allah dengan mengiklaskan ketaatan
kepada-Nya dalam (menjalankan) agama”. (Al-Bayyinah: 5). Dan dalam hadits
Qudsiy dari Abu Hurairah bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
berkata:«قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ
الشِّرْكِ مَنْ عَمِلَ عَمَلاً أَشْرَكَ فِيهِ مَعِى غَيْرِى تَرَكْتُهُ
وَشِرْكَهُ».“Allah Tabaraka wa Ta’ala berkata: Aku tidak butuh dengan sekutu
(tandingan) dari kesyirikan. Barang siapa yang mengerjakan suatu amalan dan dia
berbuat syirik padanya dengan-Ku maka Aku tinggalkan dia dengan kesyirikannya”.
(HR. Muslim ).Ketiga: Mutaba’ah (Mengikuti petunjuk Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam), dan dalilnya adalah hadits Ummul Mu’minin ‘Aisyah
Radhiyallahu ‘Anha, bahwasa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata:«مَنْ
عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ».“Barang siapa
mengerjakan suatu amalan yang bukan dari perkara (agama) kami maka amalan
tersebut tertolak”. (HR. Muslim ).
===============================================
44. Jika dikatakan kepadamu:
Berapa macam tawasul (permohonan kepada Allah) yang disyari’atkan? Maka kamu
katakan: Ada tiga macam:Pertama: Permohonan dengan menggunakan nama-nama Allah
dan sifat-sifat-Nya, dan dalilnya adalah perkataan Allah Ta’ala:﴿وَلِلَّهِ
الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا﴾ [الأعراف/180].“Hanya milik Allah
asmaa-ul husna (nama-nama yang indah), Maka memohonlah kepada-Nya dengan
menyebut asmaa-ul husna itu”. (Al-A’raf: 180). Dan perkataan-Nya
Ta’ala:﴿وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِين﴾ [النمل/19].“Dan
masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang shalih”.
(An-Naml: 19).Kedua: Permohonan seseorang kepada Allah dengan dengan amalan
shalih, dan dalilnya adalah perkataan Allah Ta’ala:﴿الَّذِينَ يَقُولُونَ
رَبَّنَا إِنَّنَا آَمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ﴾
[آل عمران/16].“(Yaitu) orang-orang yang berdoa: Ya Robb kami, sesungguhnya kami
telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan lindungilah kami dari siksa
neraka”. (Ali Imran: 16). Dan perkataan-Nya Ta’ala:﴿رَبَّنَا آمَنَّا بِمَا
أَنْزَلْتَ وَاتَّبَعْنَا الرَّسُولَ فَاكْتُبْنَا مَعَ الشَّاهِدِينَ﴾ [آل عمران:
53].“Ya Robb kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan
telah kami ikuti rasul, karena itu masukanlah kami ke dalam golongan
orang-orang yang menjadi saksi (tentang keesaan Allah)”. (Ali Imran: 53).Dan
diantara dalil dari As-Sunnah adalah hadits tentang tiga orang yang tertutup
oleh batu besar, sehingga mereka terkurung dalam gua, maka mereka pun
bertawasul dengan setiap amalan sholeh mereka (Muttafaqun ‘Alaih).Ketiga:
Permohonan dengan doa orang sholih, dan dalilnya adalah hadits Anas bin Malik
Radhiyallahu ‘Anhu, beliau berkata:بينما رسول الله -صلى الله عليه وعلى آله
وسلم- يخطب إذ جاءه رجل فقال: يا رسول الله قحط المطر، فادع الله أن يسقينا، فدعا
فمطرنا.“Ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sedang berkhutbah
tiba-tiba datang seseorang lalu berkata: Wahai Rasulullah hujan sudah lama
belum turun, mohon agar Rasulullah berdoa kepada Allah agar merunkan hujan
kepada kami, maka beliau pun berdoa kepada Allah kemudian Allah menurunkan
hujan .
=================================================
45. Jika dikatakan kepadamu:
Apakah dalam agama ada bid’ah hasanah (bid’ah yang bagus)? Maka kamu katakan:
Semua bid’ah adalah sesat dan dalilnya adalah hadits Al-Irbadh yang telah
disebutkan pada nomor (19), pada hadits tersebut:((كل بدعة ضلالة)).“Semua
bid’ah adalah sesat”. Dan hadits Jabir bin ‘Abdillah Radhiyallahu ‘Anhuma,
sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam apabila berkhutbah….. beliau
mengatakan:((أما بعد: فإن خير الحديث كتاب الله، وخير الهدى هدى محمد، وشر الأمور
محدثاتها، وكل بدعة ضلالة)).“Kemudian dari pada itu, Sesungguhnya sebaik-baik
perkataan adalah perkataan Allah Ta’ala, dan sebaik-baik petunjuk adalah
petunjuk Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Dan sejelek-jelek perkara adalah
yang diada-adakan, dan setiap bid’ah adalah sesat”. (HR. Muslim). Dan dari Abi
Sa’id Al-Khudriy Radhiyallahu ‘Anhu bahwasanya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam berkata: “Aku menunggu kalian di atas telagaku, barang siapa
mendatanginya maka meminum (air)nya, dan barang siapa meminumnya maka tidak
akan haus selama-lamanya, sungguh akan mendatangiku suatu kaum yang akau
mengenal mereka dan mereka mengenalku, kemudian dihalangi antaraku dengan
mereka. Lalu aku mengatakan: Sesungguhnya mereka termasuk dari (umat)ku. Maka
dikatakan kepadaku: Sesungguhnya kamu tidak mengetahui apa yang mereka rubah
(dari agama ini) setelahmu. Maka aku katakan: jauhkan siapa saja yang melalukan
itu setelahku”. (Muttafaqun ‘Alaih).
===============================================
46. Jika dikatakan kepadamu:
Siapakah sejelek-jelek makhluk yang wajib bagi kita untuk membenci mereka? Maka
kamu katakan: Mereka adalah yahudi dan nasrani serta orang-orang musyrik dan
dalilnya adalah perkataan Allah Ta’ala:إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ
الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أُولَئِكَ
هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ [البينة: 6].“Sesungguhnya orang-orang yang kafir Yakni
ahli kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka
kekal di dalamnya. mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk”. (Al-Bayyinah:
6).
===============================================
47. Jika dikatakan kepadamu:
Apa itu demokrasi? Maka kamu katakan: Dia adalah hukum yang berlandaskan atas
kekuasaan rakyat [dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat] yang bukan
berlandaskan Kitab (Al-Qur’an) dan bukan dengan Sunnah (Al-Hadits).
===============================================
48. Jika dikatakan kepadamu:
Apa hukum demokrasi? Maka kamu katakan: Demokrasi adalah syirik akbar (syirik
yang paling terbesar) dan dalilnya adalah perkataan Allah Ta’ala:إِنِ الْحُكْمُ
إِلَّا لِلَّهِ [يوسف: 40].“Sesungguhnya hukum itu hanyalah kepunyaan Allah”.
(Yusuf: 40). Dan perkataan-Nya Ta’ala:وَلا يُشْرِكُ فِي حُكْمِهِ أَحَداً
[الكهف: 26].“Dan Dia tidak mengambil seorangpun menjadi sekutu-Nya dalam
menetapkan keputusan”. (Al-Kahfi: 26).
================================================
49. Jika dikatakan kepadamu:
Apa hakikat dari intikhabat (pemilu)? Maka kamu katakan: Pemilu adalah termasuk
dari bagian ketentuan-ketentuan (aturan-aturan) demokrasi yang bertentangan
dengan syari’at Allah yang benar. Dan pemilu termasuk salah satu bentuk
penyerupaan terhadap orang-orang kafir, dan menyerupai mereka adalah tidak
boleh. Dan di dalam pemilu itu terdapat kerusakan yang banyak dan tidak ada
manfaat serta tidak ada faidahnya untuk kaum muslimin, diantara kerusakannya
yang paling menonjol adalah penyamaan al-haq (kebenaran) dan kebatilan,
penyamaan orang-orang yang baik dengan orang yang jelek (batil) dengan melihat
suara terbanyak (voting), menyempitkan al-wala wal bara (prinsip loyalitas dan
berlepas diri), memecah bela persatuan kaum muslimin, menebarkan benih-benih
permusuhan, kebencian, berkelompok-kelompok dan menebarkan faham fanatik
(fanasisme) diantara mereka, kecurangan, penipuan, tipu daya, menyia-nyiakan
waktu dan harta, menghancurkan kewibawaan wanita dan meruntuhkan kepercayaan
terhadap ilmu-ilmu syari’at dan ahli ilmu.
==============================================
50. Jika dikatakan kepadamu:
Apa hukum hizbiyyah (berkelompok-kelompok)? Maka kamu katakan: Hizbiyyah adalah
haram, kecuali Hizbullah dan dalilnya adalah perkataan Allah Ta’ala:وَلا
تَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَ * مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا
شِيَعاً كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ [الروم: 31-32].“Dan janganlah
kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah, yaitu orang-orang yang
memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa kelompok, tiap-tiap
kelompok merasa bangga dengan apa yang ada pada kelompok mereka”. (Ar-Rum: 31-32).
Dan perkataan-Nya Ta’ala:وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعاً وَلا
تَفَرَّقُوا [آل عمران: 103].“Dan berpegang teguhlah kalian kepada tali (agama)
Allah, dan janganlah kalian bercerai berai”. (Ali Imran: 103). Dan
perkataan-Nya Ta’ala:إِنَّ هَذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا
رَبُّكُمْ فَاعْبُدُونِ [الأنبياء: 92].“Sesungguhnya (agama tauhid) ini adalah
agama kalian; dia adalah agama yang satu dan aku adalah Robbmu, maka sembahlah
Aku”. (Al-Anbiya’: 92). Dan perkataan-Nya Ta’ala:أَلا إِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ
الْمُفْلِحُونَ?[المجادلة: 22].“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya Hizbullah itu
adalah golongan yang beruntung”. (Al-Mujadilah: 22). Dan dari Abdillah bin ‘Amr
Ibnul ‘Ash Radhiyallahu ‘Anuma baliau bekata: Berkata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
wa Sallam:((…..وتفترق أمتي على ثلاث وسبعين ملة كلهم في النار إلا ملة (أي فرقة)
واحدة)). قالوا: ومن هي يا رسول الله؟ قال: ((ما أنا عليه وأصحابي)).“Dan akan
berpecah belah umatku menjadi 73 (tuju puluh tiga) millah semuanya masuk nereka
kecuali 1 (satu) millah (yaitu kelompok). Para shahabat berkata: Siapa satu
kelompok itu wahai Rasulallah? Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
berkata: Yaitu golongan yang menempuh di atas (metode)ku dan para shahabatku
berada di atasnya”. (HR. At-Tirmidzi (5/26) dan hadits ini memiliki penguat
dari hadits Mu’awiyyah Radhiyallahu ‘Anhu yang diriwayatkan oleh Abu Dawud (no.
4597) dan Ahmad (4/102). Dan pada hadits ini pula terdapat penguat dari hadits
lain. Maka hadits ini adalah hasan.Dan perkataannya:كلها في النار“Semuanya
dalam neraka” padanya terdapat penjelasan tentang perihal ahli ahwa (para
pengekor hawa nafsu) dan celaannya mereka.
=================================================
51. Jika dikatakan kepadamu:
Siapakah kelompok-kelompok yang paling sesat yang mengklaim (mengaku) Islam?
Maka kamu katakan: Mereka adalah al-bathiniyyah , ar-rafidhah , jahmiyyah dan
sufi yang ekstrim (melampui batas) .
مبادئ الفقهDasar-Dasar
FiqihDari Abi Umamah Al-Bahiliy Radhiyallahu ‘Anhu, beliau berkata: Aku mendengar
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkhutbah ketika haji wada’, beliau
berkata:اتقوا الله وصَلُّوا خَمْسَكم وصُوموا شهركم وأدوا زكاة أموالكم وأطيعوا
ذا أمركم تدخلوا جنةَ ربكم.“Bertaqwalah kalian kepada Allah, sholat lima
waktulah kalian, berpuasa Ramadhanlah kalian, tunaikanlah zakat harta-harta
kalian dan taatilah oleh kalian pemimpin kalian, maka dengan itu Robb kalian
akan memasukan kalian ke Jannah”. [(HR. Al-Hakim, Ibnu Hibban dan At-Tirmidzi,
dan beliau berkata: Ini adalah hadits hasan shahih)].
=================================================
52. Jika dikatakan kepadamu:
Apa itu demokrasi? Maka kamu katakan: Dia adalah hukum yang berlandaskan atas
kekuasaan rakyat [dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat] yang bukan
berlandaskan Kitab (Al-Qur’an) dan bukan dengan Sunnah (Al-Hadits).
================================================
53. Jika dikatakan kepadamu:
Apa hukum demokrasi? Maka kamu katakan: Demokrasi adalah syirik akbar (syirik
yang paling terbesar) dan dalilnya adalah perkataan Allah Ta’ala:إِنِ الْحُكْمُ
إِلَّا لِلَّهِ [يوسف: 40].“Sesungguhnya hukum itu hanyalah kepunyaan Allah”.
(Yusuf: 40). Dan perkataan-Nya Ta’ala:وَلا يُشْرِكُ فِي حُكْمِهِ أَحَداً
[الكهف: 26].“Dan Dia tidak mengambil seorangpun menjadi sekutu-Nya dalam
menetapkan keputusan”. (Al-Kahfi: 26).
================================================
54. Jika dikatakan kepadamu:
Apa hakikat dari intikhabat (pemilu)? Maka kamu katakan: Pemilu adalah termasuk
dari bagian ketentuan-ketentuan (aturan-aturan) demokrasi yang bertentangan
dengan syari’at Allah yang benar. Dan pemilu termasuk salah satu bentuk
penyerupaan terhadap orang-orang kafir, dan menyerupai mereka adalah tidak
boleh. Dan di dalam pemilu itu terdapat kerusakan yang banyak dan tidak ada
manfaat serta tidak ada faidahnya untuk kaum muslimin, diantara kerusakannya
yang paling menonjol adalah penyamaan al-haq (kebenaran) dan kebatilan,
penyamaan orang-orang yang baik dengan orang yang jelek (batil) dengan melihat
suara terbanyak (voting), menyempitkan al-wala wal bara (prinsip loyalitas dan
berlepas diri), memecah bela persatuan kaum muslimin, menebarkan benih-benih
permusuhan, kebencian, berkelompok-kelompok dan menebarkan faham fanatik
(fanasisme) diantara mereka, kecurangan, penipuan, tipu daya, menyia-nyiakan
waktu dan harta, menghancurkan kewibawaan wanita dan meruntuhkan kepercayaan
terhadap ilmu-ilmu syari’at dan ahli ilmu.
=================================================
55. Jika dikatakan kepadamu:
Apa hukum hizbiyyah (berkelompok-kelompok)? Maka kamu katakan: Hizbiyyah adalah
haram, kecuali Hizbullah dan dalilnya adalah perkataan Allah Ta’ala:وَلا
تَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَ * مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا
شِيَعاً كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ [الروم: 31-32].“Dan janganlah
kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah, yaitu orang-orang yang
memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa kelompok, tiap-tiap
kelompok merasa bangga dengan apa yang ada pada kelompok mereka”. (Ar-Rum:
31-32). Dan perkataan-Nya Ta’ala:وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعاً وَلا
تَفَرَّقُوا [آل عمران: 103].“Dan berpegang teguhlah kalian kepada tali (agama)
Allah, dan janganlah kalian bercerai berai”. (Ali Imran: 103). Dan
perkataan-Nya Ta’ala:إِنَّ هَذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ
فَاعْبُدُونِ [الأنبياء: 92].“Sesungguhnya (agama tauhid) ini adalah agama
kalian; dia adalah agama yang satu dan aku adalah Robbmu, maka sembahlah Aku”.
(Al-Anbiya’: 92). Dan perkataan-Nya Ta’ala:أَلا إِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ
الْمُفْلِحُونَ?[المجادلة: 22].“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya Hizbullah itu
adalah golongan yang beruntung”. (Al-Mujadilah: 22). Dan dari Abdillah bin ‘Amr
Ibnul ‘Ash Radhiyallahu ‘Anuma baliau bekata: Berkata Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam:((…..وتفترق أمتي على ثلاث وسبعين ملة كلهم في النار إلا ملة
(أي فرقة) واحدة)). قالوا: ومن هي يا رسول الله؟ قال: ((ما أنا عليه
وأصحابي)).“Dan akan berpecah belah umatku menjadi 73 (tuju puluh tiga) millah
semuanya masuk nereka kecuali 1 (satu) millah (yaitu kelompok). Para shahabat
berkata: Siapa satu kelompok itu wahai Rasulallah? Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam berkata: Yaitu golongan yang menempuh di atas (metode)ku dan
para shahabatku berada di atasnya”. (HR. At-Tirmidzi (5/26) dan hadits ini
memiliki penguat dari hadits Mu’awiyyah Radhiyallahu ‘Anhu yang diriwayatkan
oleh Abu Dawud (no. 4597) dan Ahmad (4/102). Dan pada hadits ini pula terdapat
penguat dari hadits lain. Maka hadits ini adalah hasan.Dan perkataannya:كلها في
النار“Semuanya dalam neraka” padanya terdapat penjelasan tentang perihal ahli
ahwa (para pengekor hawa nafsu) dan celaannya mereka.50. Jika dikatakan
kepadamu: Siapakah kelompok-kelompok yang paling sesat yang mengklaim (mengaku)
Islam? Maka kamu katakan: Mereka adalah al-bathiniyyah , ar-rafidhah ,
jahmiyyah dan sufi yang ekstrim (melampui batas) .
مبادئ الفقهDasar-Dasar
FiqihDari Abi Umamah Al-Bahiliy Radhiyallahu ‘Anhu, beliau berkata: Aku
mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkhutbah ketika haji
wada’, beliau berkata:اتقوا الله وصَلُّوا خَمْسَكم وصُوموا شهركم وأدوا زكاة
أموالكم وأطيعوا ذا أمركم تدخلوا جنةَ ربكم.“Bertaqwalah kalian kepada Allah,
sholat lima waktulah kalian, berpuasa Ramadhanlah kalian, tunaikanlah zakat
harta-harta kalian dan taatilah oleh kalian pemimpin kalian, maka dengan itu
Robb kalian akan memasukan kalian ke Jannah”. [(HR. Al-Hakim, Ibnu Hibban dan
At-Tirmidzi, dan beliau berkata: Ini adalah hadits hasan shahih)].
=================================================
56. Setiap ibadah harus
disertai dengan niat, dan niat tempatnya di dalam hati, dan dalilnya adalah
Umar bin Al-Khaththab Radhiyallahu ‘Anhu Bahwasanya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam berkata:((إنما الأعمال بالنية)).“Hanyalah amalan itu tergantung pada
niatnya”. (Muttafaqun ‘Alaih).
================================================
57. Melafadzkan niat adalah
bid’ah, dan dalilnya adalah hadits ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha bahwasanya
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata:((من أحدث في أمرنا هذا ما ليس
منه فهو رد)).“Barang siapa membuat-buat perkara dalam urusan (agama) kami ini
yang bukan bagian darinya maka dia tertolak”. (Muttafaqun ‘Alaih).
================================================
58. Jika dikatakan kepadamu:
Apakah bid’ah itu? Maka kamu katakan: Bid’ah adalah apa-apa yang diada-adakan
setelah wafatnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dengan tujuan
beribadah, dan tidak ada padanya dalil dari Al-Kitab (Al-Qur’an) dan dari
As-Sunnah (Al-Hadits).
================================================
59. Allah menciptakan air
dalam keadaan suci yang dapat mensucikan najis dan hadats, dan dalilnya adalah
perkataan Allah Ta’ala:وَأَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً طَهُوراً [الفرقان:
48].“Dan Kami turunkan dari langit air yang suci”. (Al-Furqan: 48). Dan
perkataan-Nya Ta’ala:وَيُنَزِّلُ عَلَيْكُمْ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً
لِيُطَهِّرَكُمْ بِهِ?[الأنفال: 11].“Dan diturunkan kepada kalian hujan dari
langit untuk mensucikan kalian dengan hujan itu”. (Al-Anfal: 11).
================================================
60. Apa yang diucapkan bagi
orang yang hendak masuk tempat buang air (WC)? Dari Anas bin Malik Radhiyallahu
‘Anhu, beliau berkata: Adalah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam apabila handak
masuk WC, beliau berkata:((اللهم إني أعوذ بك من الخبث والخبائث)).“Ya Allah aku
berlindung kepada-Mu dari syaithan laki-laki dan syaithan perempuan”.
(Muttafaqun ‘Alaih).
================================================
61. Diantara adab-adab buang
hajat:Dari Salman Al-Farisiy Radhiyallahu ‘Anhu bahwasanya beliau pernah
dikatakan kepadanya oleh seorang Yahudi: Nabi kalian telah mengajarkan kepada
kalian segala sesuatu hingga permasalahan buang hajat! Salman berkata: Memang
(iya), beliau melarang kami menghadap kiblat ketika buang hajat, ketika kencing
atau istinja’ (bersuci setelah buang hajat) dengan tangan kanan serta
beristinja dengan batu kurang dari tiga buah. (HR. Muslim).
================================================
62. Tidak sah seseorang shalat
kecuali dengan wudhu’, dan dalilnya adalah hadits Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu,
bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata:((لا تقبل صلاة من أحدث حتى
يتوضأ)).“Tidak akan diterima shalat seorang yang berhadats sampai dia
berwudhu’”. (Muttafaqun ‘Alaih). Dan dari Ibnu ‘Umar Radhiyallahu ‘Anhuma
bahwasanya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata:((لا تقبل صلاة بغير
طهور)).“Tidak diterima shalat dengan tanpa bersuci”. (HR. Muslim).
================================================
63. Anggota-anggota wudhu’:
Wajah; termasuk di dalamnya al-madhmadhah (berkumur-kumur) dan al-istinsyaq
(memasukan air ke dalam lubang hidung). Kedua tangan; keduanya dibasuh sampai
ke siku. Kepala; diusap dengan sekali usapan. Kedua kaki; keduanya dibasuh
sampai sampai ke dua mata kaki, dan dalilnya adalah perkataan Allah Ta’ala:يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلاةِ فَاغْسِلُوا
وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُؤُوسِكُمْ
وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ [المائدة:6].“Hai orang-orang yang beriman,
apabila kalian hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah muka kalian dan tangan
kalian sampai dengan siku, dan sapulah kepala kalian dan (basuh) kaki kalian
sampai dengan kedua mata kaki”. (Al-Maidah: 6).Dan dalilnya pula adalah hadits
Abdullah bin ‘Amr Radhiyallahu ‘Anhuma bahwasanya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam berkata:((ويل للأعقاب من النار))“Kecelakaanlah bagi tumit-tumit (yang
tidak terbahasi oleh air wudhu) dari siksa neraka”. (Muttafaqun ‘Alaih).
==================================================
64. Mendahulukan anggota wudhu
yang kanan ketika berwudhu, memperpanjang al-ghurrah dan at-tahjil , dan
dalilnya adalah hadits Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu bahwasanya Nabi
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mencuci tangannya yang kanan sampai lengan bagian
yang atas, dan mencuci lengan kiri sampai lengan bagian atas, kemudian mengusap
kepalanya, dilanjutkan mencuci kaki kanannya hingga ke betis kemudian mencuci
kaki kiri hingga ke betis, kemudian beliau mengatakan:((أنتم الغر المحجلون يوم
القيامة من إسباغ الوضوء)).“Kalian adalah orang-orang yang bersinar putih pada anggota
wudhu kalian pada hari kiamat disebabkan kalian menyempurnakan wudhu”. (HR.
Muslim). Dan telah shahih dalam “Sunan Abu Dawud” dari hadits Abu Hurairah
Radhiyallahu ‘Anhu bahwasanya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata:((إذا
لبستم، وإذا توضأتم، فابدءوا بأيامنكم)).“Jika kalian memakai sesuatu dan kalian
berwudhu maka memulailah dengan yang kanan”.
===================================================
65. Sifat Wudhu Nabi
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang paling baik: Bahwasanya beliau membasuh
tangannya tiga kali, kemudian madhmadh (berkumur-kumur), istinsyaq (memasukan
air ke dalam hidung) dan istinsyar (mengeluarkannya kembali) beliau
melakukannya (dengan menggabungkan antara madhmadh, istinsyaq dan istinsyar
dengan sekali cidukan tangan sebanyak tiga kali), kemudian membasuh wajah tiga
kali dan membasuh kedua tangan sampai siku tiga kali dan meneruskannya hingga
lengan atas. Kemudian mengusap kepala bukan dengar air sisa yang ada di tangan
beliau –satu kali- memulai dari kepala bagian depan menuju ke belakang hingga
tengkuk kemudian mengembalikannya ke tempat pertama mengusap. Kemudian mencuci
kedua kakinya tiga kali sampai kedua mata kaki dan meneruskannya sampai pada
betis. Tata cara wudhu seperti itu telah shahih dari hadits Utsman Radhiyallahu
‘Anhu (Muttafaqun ‘Alaih) dan pada hadits tersebut terdapat tambahan-tambahan
penguat dari hadits-hadits lain tentang keshahihannya.Dan disunnahkan untuk
bersiwak (membersihkan gigi dan mulut dengan siwak) sebelum shalat , dan
dalilnya adalah hadits Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu bahwa Nabi Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam berkata:((لولا أن أشق على أمتي لأمرتهم بالسواك عند كل
صلاة)).“Kalaulah tidak memberatkan umatku niscaya aku akan perintahkan mereka
untuk bersiwak setiap kali hendak shalat”. (Muttafaqun ‘Alaih).
=================================================
66. Barang siapa memakai khuf
(sepatu) atau kaos kaki maka disyari’atkan baginya untuk mengusap di atas
keduanya, apabila dia dalam keadaan mukim (menetap/tidak bepergian),
diperbolehkan mengusapnya sehari semalam, dan jika dia dalam keadaan safar maka
boleh baginya mengusap selama tiga hari tiga malam, dengan dalil hadits Abu
Bakrah Radhiyallahu ‘Anhu bahwasanya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
memberikan keringanan bagi musafir (orang yang berpergian) apabila berhadats
dan ingin berwudhu dan dia menggunakan khuf-nya maka diperbolehkan baginya
mengusap khuf-nya selama tiga hari tiga malam dan bagi yang mukim hanya sehari
semalam. (HR. Ibnu Majah, dan ini adalah hadits hasan, pada hadits ini terdapat
penguat-penguat yang menjadikannya shahih).Dan mengusap pada bagian atas khuf
dan dalilnya adalah hadits Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘Anhu beliau berkata
:وقد رأيت رسول الله -صلى الله عليه وعلى آله وسلم- يمسح على ظاهر خفيه.“Dan
sungguh saya telah melihat Rasulallah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengusap
atas kedua khuf-nya”. (HR. Abu Dawud dan hadits ini adalah shahih).
==================================================
67. Apabila telah masuk waktu
shalat dan kamu tidak mendapatkan air maka bertayamumlah! Dan dalilnya adalah
perkataan-Nya Ta’ala:فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيداً طَيِّباً
فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ مِنْهُ [المائدة:6].“Bila kalian tidak
memperoleh air, maka bertayammumlah kalian dengan tanah yang baik (bersih);
usaplah muka kalian dan tangan kalian dengan tanah tersebut”.(Al-Maidah: 6).
Ash-Sha’id adalah tanah bumi (debu), dengan dalil hadits Huzaifah bahwasanya
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata:((وجعلت لنا الأرض كلها مسجدا، وجعلت
تربتها لنا طهورا إذا لم نجد الماء)).“Dijadikan bumi untuk kita sebagai tempat
shalat (masjid) dan dijadikan tanahnya untuk kita sebagai pensuci apabila kita
tidak mendapatkan air”. (HR. Muslim) .
==================================================
68. Jika kamu telah selesai
berwudhu maka ucapkanlah:أشهد أن لا إله إلا الله، وأن محمدا عبده ورسوله“Tidak
ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwasanya Muhammad
adalah hamba dan utusan-Nya”, dan dalilnya adalah hadits Umar bin Al-Khaththab
Radhiyallahu ‘Anhu belaiu berkata: Berkata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam:((ما منكم من أحد يتوضأ، فيسبغ الوضوء، ثم يقول أشهد أن لا إله إلا الله
وأن محمدا عبده ورسوله إلا فتحت له أبواب الجنة الثمانية يدخل من أيها
شاء)).“Tidaklah salah seorang diantara kalian berwudhu kemudian menyempurnakan wudhunya
dan mengucapkan: “Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah dan
bahwasanya Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya” melainkan akan dibukakan
baginya 8 (delapan) pintu-pintu Jannah dan dia masuk dari pintu mana saja yang
dia inginkan”. (HR. Muslim).
===================================================
69. Pembatal-pembatal
wudhu:Pertama: Keluar sesuatu dari qubul (kemaluan) dan dubur, dan dalilnya
adalah hadits Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu:((لا تقبل صلاة من أحدث حتى
يتوضأ)).“Tidak diterima shalat seseorang yang berhadats sampai dia berwudhu”.
(Muttafaqun ‘Alaih).Kedua dan Ketiga: Tidur lelap dan junub, dan dalilnya
adalah hadits Shofwan bin ‘Assal Radhiyallahu ‘Anhu beliau berkata:كان رسول
الله -صلى الله عليه وعلى آله وسلم- يأمرنا إذا كنا سفرا أن لا ننزع خفافنا ثلاثة
أيام ولياليهن إلا من جنابة، ولكن من غائط وبول ونوم.“Dahulu Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memerintahkan kami apabila kami dalam keadaan
safar untuk tidak kami lepas khuf kami selama tiga hari tiga malam kecuali
junub (jenabah), akan tetapi BAB (buang air besar), kencing, dan tidur (beliau
tidak memerintahkan kami untuk melepasnya)”. (HR. At-Tirmidziy, dan ini adalah
hadits hasan).Dan tidurnya para nNabi tidaklah membatalkan wudhu mereka, dan
dalilnya adalah hadits Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu yang diriwayatkan oleh
Al-Imam Al-Bukhariy dalam “Shohihnya” bahwasanya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam berkata:((الأنبياء تنام أعينهم ولا تنام قلوبهم)).“Para Nabi tidur hanya
pada mata-mata mereka dan tidak tidur hati-hati”. Dan ini adalah kekhususan
bagi mereka ‘Alaihimush Shalatu wa Sallam.Keempat: Menyentuh kemaluan, dan
dalilnya adalah hadits Busyrah binti Shofwan Radhiyallahu ‘Anha bahwasanya Nabi
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata:((من مس ذكره فلا يصل حتى يتوضأ)).“Barang
siapa menyentuh kemaluannya maka tidak boleh dia melakukan shalat sampai dia
berwudhu’. (HR. At-Tirmidziy, dan ini adalah hadits hasan. Hadits ini shahih
dengan adanya penguat-penguat yang diriwayatkan oleh Al-Imam Ahmad dan
selainnya dari hadits ‘Abdillah bin ‘Amr Radhiyallahu ‘Anhuma bahwasanya Nabi
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata:((أيما رجل مس ذكره فليتوضأ، وأيما امرأة
مست فرجها فلتتوضأ)).“Laki-laki mana saja yang menyentuh kemaluannya, maka
hendaklah berwudhu, dan wanita mana saja yang menyentuh kemaluannya maka
hendaklah berwudhu”.Kelima: Makan daging onta, dan dalilnya adalah hadits Jabir
bin Samurah Radhiyallahu ‘Anhu bahwasanya ada seseorang bertanya kepada
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:أنتوضأ من لحوم الإبل؟ قال:
((نعم)).Apakah kita harus berwudhu karena memakan daging onta? Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab: “Iya”. (HR. Muslim).Keenam: Murtad
(kafir/keluar dari agama Islam), dan ini adalah pembatal wudhu dan pembatal
keislaman, dan dalilnya adalah perkataan Allah Ta’ala:وَمَنْ يَكْفُرْ
بِالْإِيمَانِ فَقَدْ حَبِطَ عَمَلُهُ [المائدة:5].“Barangsiapa yang kafir
sesudah beriman maka batallah amalannya”. (Al-Maidah: 5).Ketujuh: Hilang akal
disebabkan gila, pingsan, mabuk, dan apa saja yang serupa dengannya semisal obat-obatan
yang menyebabkan hilangnya akal. Telah sepakat para ulama bahwa wudhu batal
disebabkan hal-hal tersebut.
==================================================
70. Wajib bagi seorang muslim
menegakan shalat lima waktu sehari semalam, dan dalilnya adalah hadits Thalhah
bin ‘Ubaidillah Radhiyallahu ‘Anhu bahwasanya ada seorang Arab Badui (orang
pegunungan/pedalaman) bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
tentang Islam, maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata:((خمس
صلوات في اليوم والليلة)).“Shalat lima waktu sehari semalam”. (Muttafaqun
‘Alaih).Jika dikatakan: Berapa rakaat dalam shalat lima waktu? Maka kamu
katakan: Semuanya ada 17 (tujuh belas rakaat), zhuhur 4 (empat) rakaat, ‘ashr 4
(rakaat), magrib 3 (tiga rakaat), isya’ 4 (empat rakaat) dan shubuh 2 (dua)
rakaat, dan ketika safar di-qashar (diringkas) shalat zhuhur, ashar dan ‘isya’
[masing-masing] menjadi dua rakaat maka berubalah menjadi 11 (sebelas) rakaat.
==================================================
71. Setiap shalat harus
dikumandangkan adzan padanya pada waktu (yang telah ditentukan)nya, dan
dalilnya adalah hadits Malik bin Al-Huwairits Radhiyallahu ‘Anhu bahwasanya
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata:((فإذا حضرت الصلاة فليؤذن لكم أحدكم
وليؤمكم أكبركم)).“Jika telah masuk waktu shalat maka adzanlah salah seorang
diantara kalian dan hendaklah menjadi imam adalah orang besar (orang yang
tertua) kalian”. (Muttafaqun ‘Alaih).
==================================================
72. Barang siapa yang
mendengar adzan maka hendaklah dia mengucapkan seperti yang diucapkan oleh
mu’adzin (orang yang adzan), dan dalilnya adalah hadits Abi Sa’id Al-Khudriy
Radhiyallahu ‘Anhu, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata:((إذا
سمعتم النداء، فقولوا مثل ما يقول المؤذن)).“Apabila kalian mendengar adzan, maka
ucapkanlah seperti apa yang diucapkan oleh muadzin”. (Muttafaqun ‘Alaih).
=================================================
73. Apabila kamu hendak
menegakkan shalat maka menghadaplah ke kiblat (Ka’bah), dan dalilnya adalah
perkataan Allah Ta’ala:فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا فَوَلِّ وَجْهَكَ
شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ
شَطْرَهُ [البقرة:144].“Maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang
kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. dan dimana saja kalian
berada, Palingkanlah muka kalian ke arahnya”. (Al-Baqarah: 144).
==================================================
74. Mengangkat kedua tangan
ketika shalat terdapat pada 4 (empat) tempat, dan dalilnya adalah hadits
Abdillah bin Umar Radhiyallahu ‘Anhuma bahwasanya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam jika memulai shalat beliau bertakbir dan mengakat kedua tangannya hingga
sejajar dengan pundaknya, jika hendak ruku’ maka beliau mengangkat kedua
tangannya, jika beliau mengucapkan:سمع الله لمن حمدهBeliau mengangkat kedua
tangannya (dan jika beliau berdiri dari rakaat kedua maka beliau mengangkat
kedua tangannya, dan terus menerus Ibnu Umar mengerjakan yang demikian itu.
(Muttafaqun ‘Alaih), Adapun mengangkat kedua tangan jika berdiri dari rakaat
kedua diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhriy sendirian).
==================================================
75. Meletakan tangan kanan di
atas tangan kiri dalam shalat, dan dalilnya adalah hadits Sahl bin Sa’ad,
beliau berkata:كَانَ النَّاسُ يُؤْمَرُونَ أَنْ يَضَعَ الرَّجُلُ اليَدَ
الْيُمْنَى عَلَى اليَدَ الْيُسْرَى فِى الصَّلاَةِ.“Dahulu orang-orang
diperintahkan supaya meletakan tangan kakan di atas tangan kiri dalam shalat”.
Dan hadits tersebut terangkat derajatnya sampai kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi
wa Sallam.
==================================================
76. Doa yang paling shahih
yang berkaitan dengan istiftah (pembukaan shalat) setelah takbiratul ihram
(takbir pertama), sebagaimana yang ada pada hadits Abu Hurairah Radhiyallahu
‘Anhu, beliau berkata: Adalah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam jika
telah bertakbir dalam shalat beliau berdiam sejenak sebelum membaca
(Al-Fatihah), maka ditanyakan tentang apa yang beliau ucapkan: Maka beliau
berkata: “Aku mengucapkan:((اللهم باعد بيني وبين خطاياي كما باعدت بين المشرق
والمغرب، اللهم نقني من الخطايا كما ينقى الثوب الأبيض من الدنس، اللهم اغسل
خطاياي بالماء والثلج والبرد)).“Ya Allah jauhkanlah antara aku dengan
kesalahan-kesalahanku sebagaimana Engkau menjauhkan antara timur dan barat. Ya
Allah bersihkanlah aku dari kesalahan-kesalahanku sebagaimana bersihnya pakaian
putih dari noda (kotoran). Ya Allah bersihkanlah aku dari kesalahan-kesalahanku
dengan air, salju dan es”. (Muttafaqun ‘Alaih).
==================================================
77. Sebelum membaca Al-Fatihah
ber-tawa’udz (memohon perlindungan) kepada Allah dari syaithan yang terkutuk
dan membaca Basmallah (menyebut nama Allah) dengan suara pelan, dan dalilnya
adalah [perkataan Allah Ta'ala]:فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ فَاسْتَعِذْ
بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ [النحل:98].“Jika kamu hendak membaca
Al-Qur’an maka mintalah perlindungan kepada Allah dari godaan syaithan yang
terkutuk”. (An-Nahl: 98). Dan dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu bahwa Nabi
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, Abu Bakar dan Umar Radhiyallahu ‘Anhuma mereka
semuanya memulai shalat dengan membaca:(الحمد لله رب العالمين).“Segala puji
bagi Allah Rabb semesta alam”. (Muttafaqun ‘Alaih). Dan dalam suatu riwayat:
Mereka semuanya tidak mengeraskan bacaan:(بسم الله الرحمن الرحيم).“Dengan nama
Allah Ar-Rahmaan lagi Ar-Rahiim”. (HR. Ahmad: 3/179, dan An-Nasa’i: 2/531,
dengan sanad shahih).
==================================================
78. Setelah membaca tawa’udz
dan basmalah bacalah Al-Fatihah, dan dalilnya adalah hadits ‘Ubadah Ibnush
Shamit bahwa Nabi Shallallahu ‘Alihi wa Sallam berkata:((لا صلاة لمن لم يقرأ
بفاتحة الكتاب)).“Tidak ada shalat bagi siapa saja yang tidak membaca pembukaan
Al-Qur’an (Al-Fatihah)”. (Muttafaqun ‘Alaih).
==================================================
79. Ta’min (Mengucapkaan
Aamiin), dan dalilnya adalah hadits Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, beliau
mengatakan: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata:«إِذَا قَالَ
الإِمَامُ (غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ) فَقُولُوا
آمِينَ».“Jika imam telah mengucapkan:(غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ
الضَّالِّينَ)“Maka kalian katakan: Aamiin!”. Dan dari hadits Aisyah
Radhiyallahu ‘Anha dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam beliau berkata:ما
حسدتكم اليهود على شىء ما حسدتكم على السلام والتأمين“Tidaklah orang-orang Yahudi
hasad kepada kalian atas sesuatu sebagaimana hasadnya mereka kepada kalian atas
ucapan salam dan ucapan Aamiin”. (HR. Ibnu Majah dengan sanad hasan).
==================================================
80. Shalat dengan thuma’ninah
(tenang dan khusyu’), dan dalilnya adalah hadits Abu Hurairah, bahwa Nabi
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengajar seorang shahabat yang jelek shalatnya
dan beliau mengatakan:((إذا قمت إلى الصلاة فكبر، ثم اقرأ ما تيسر معك من القرآن،
ثم اركع حتى تطمئن راكعا، ثم ارفع حتى تعتدل قائما، ثم اسجد حتى تطمئن ساجدا، ثم
افعل ذلك في صلاتك كلها)).“Jika kamu hendak shalat maka bertakbirlah, kemudian
bacalah apa yang mudah bagimu dari Al-Qur’an, kemudian ruku’lah sampai posisimu
tenang (thuma’ninah) dalam ruku’, kemudian bangkitlah dari ruku’ (i’tidal)
sampai posisimu benar-benar berdiri tegak, kemudian sujudlah sampai kamu tenang
dalam sujud. Kemudian kerjakan yang demikian itu pada setiap shalatmu”.
(Muttafaqun ‘Alaih).
=================================================
81. Turun ketika sujud dengan
bertumpu pada kedua tangan, dan dalilnya adalah hadits Al-Bara’ bin ‘Azib
Radhiyallahu ‘Anhu beliau berkata: Adalah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam jika telah mengucapkan:سمع الله لمن حمدهTidak ada seorang pun dari kami
yang membungkukkan punggungnya sampai Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sujud,
kemudian kami sujud setelahnya”. (Muttafaqun ‘Alaih). Dan membungkukkan
punggung akan terjadi ketika turun sujud dengan bertumpu pada dua tangan.
=========================================================
82. Dzikir-dzikir ruku’ dan
sujud: Dari Huzaifah Radhiyallahu ‘Anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam membaca dalam ruku’nya:((سبحان ربي العظيم)).“Maha Suci Robbku
Al-’Azhiim”. Dan dalam sujudnya:((سبحان ربي الأعلى)).“Maha Suci Robbku
Al-A’laa”. (HR. Muslim, no. 772). Dan jumlah tasbih paling sedikitnya dalam
ruku’ adalah tiga kali tasbih, telah ada yang demikian itu pada sebuah hadits
dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dengan banyak periwayatannya.Dan
hendaknya dalam ruku’ memperbanyak dzikir dan hendaknya dalam sujud
memperbanyak do’a, dan dalilnya adalah hadits Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘Anhu
bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata:((فأما الركوع فعظموا فيه الرب
عز وجل، وأما السجود فاجتهدوا في الدعاء، فقمن أن يستجاب لكم)).“Adapun ketika
ruku’ maka agungkanlah Robb kalian ‘Azza wa Jalla, dan adapun ketika sujud maka
bersunguh-sungguhlah kalian dalam berdo’a dikarenakan lebih cepat untuk
dikabulkan bagi kalian (doa kalian)”. (HR. Muslim).
==========================================================
83. Yang dibaca oleh Imam dan
munfarid (orang yang shalat sendirian) setelah bangkit dari ruku’, dari Abu
Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, beliau berkata: Adalah Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam jika berdiri untuk melakukan shalat, beliau bertakbir ketika
berdiri, kemudian bertakbir ketika hendak ruku’, kemudian mengucapkan ketika
beliau berdiri (dari ruku’):سَمِعَ الله لِمَنْ حَمِدَهُ“Allah mendengar orang
yang memuji-Nya”. Ketika mengangkat punggungnya dari ruku’ kemudian
berkata:رَبَّنَا ولَكَ الْحَمْدُ“Wahai Robb kami hanya untuk-Mulah segala
pujian”…..Al-Hadits (Muttafaqun ‘Alaih). Pada hadits ini terdapat perintah
untuk takbiratul intiqal [takbir ketika berpindah dari gerakan satu kegerakan
lainnya].
==========================================================
84. Tasyahud dalam shalat, dan
yang paling shahih tentang bentuk bacaan tasyahud adalah hadits Abdullah bin
Mas’ud Radhiyallahu ‘Anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata:
Jika salah seorang diantara kalian telah duduk dalam shalat maka hendaklah
mengucapkan:((التحيات لله والصلوات والطيبات السلام عليك أيها النبي ورحمة الله
وبركاته السلام علينا وعلى عباد الله الصالحين أشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن
محمدا عبده ورسوله)).“Segala penghormatan hanya untuk Allah, shalawat dan segala
kebaikan salam atasmu wahai Nabi beserta rahmat Allah dan berkah-Nya. Semoga
salam untuk kami dan hamba-hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tidak
ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa
Muhammad adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya”. (Muttafaqun ‘Alaih).
===========================================================
85. Sifat (tata cara) duduk
dalam shalat dan memberi isyarat (jari telunjuk) ketika tasyahud, sebagaimana
dalam hadits Abdillah Ibnuz Zubair Radhiyallahu ‘Anhuma beliau berkata:كان رسول
الله -صلى الله عليه وعلى آله وسلم- إذا قعد في الصلاة وضع يده اليمنى على فخذه
اليمنى، ويده اليسرى على فخذه اليسرى، وأشار بأصبعه السبابة.“Adalah Nabi
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam jika duduk dalam shalat maka beliau meletakan
tangannya kanannya di atas paha kanannya dan meletakan tangan kirinya di atas
paha kirinya dan memberi isyarat dengan jari telunjuknya”. (HR. Muslim).
===========================================================
86. Mengucapkan shalawat atas
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam setelah tasyahud, dan dalilnya adalah hadits
Fudhalah bin ‘Ubaid Radhiyallahu ‘Anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
berkata:((إذا صلى أحدكم فليبدأ بتحميد ربه سبحانه وتعالى، والثناء عليه، ثم يصلي
على النبي -صلى الله عليه وعلى آله وسلم-، ثم يدعوا بعد بما شاء)).“Jika salah
seorang diantara kalian shalat maka memulailah dengan memuji Robbnya Subhanahu
wa Ta’ala dan member sanjungan kepada-Nya kemudian bershalawat kepada Nabi
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, kemudian berdo’a sesuai dengan apa yang dia
inginkan”. (HR. Abu Dawud, dan ini adalah hadits shahih).Dan termasuk yang
paling bagusnya bentuk lafadz shalawat atas Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
adalah yang ada pada hadits Abu Mas’ud Al-Badriy Radhiyallahu ‘Anhu bahwa
Basyir bin Sa’d berkata kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam: “Allah
memerintahkan kepada kami untuk bershalawat kepadamu wahai Rasulullah, lalu
bagaimana caranya kami bershalawat kepadamu? Berkata Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam: “Kalian ucapkan:((اللهم صل على محمد وعلى آل محمد كما صليت
على آل إبراهيم، وبارك على محمد وعلى آل محمد كما باركت على آل إبراهيم في
العالمين إنك حميد مجيد)).“Ya Allah, limpahkanlah shalawat atas Muhammad dan
atas keluarganya sebagaimana Engkau telah melimpahkan shalawat kepada keluarga
Ibrahim. Dan limpahkanlah berkah atas Muhammad dan keluarganya sebagaimana
Engkau telah melimpahkan berkah kepada keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau
Maha Terpuji dan Maha Mulia”. (HR. Muslim).
===========================================================
87. Doa sebelum salam kemudian
dzikir setelahnya, dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, beliau berkata:
Berkata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:((إذا فرغ أحدكم من التشهد
الآخر فليتعوذ بالله من أربع: من عذاب جهنم، ومن عذاب القبر، ومن فتنة المحيا
والممات، ومن شر المسيح الدجال)).“Jika salah seorang dari kalian telah selesai
dari tasyahud yang terakhir maka hendaklah ber-tawa’udz (berlindung) kepada
Allah dari 4 (empat) perkara: Berlindung dari fitnah neraka jahannam, dari azab
kubur dan dari fitnah kehidupan serta fitnah kematian dan berlindung dari
kejelekan al-masih Ad-Dajjal”. (HR. Muslim, no. 588). Dan dari Mu’adz bin Jabal
Radhiyallahu ‘Anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memegang tangannya
dan berkata:«يا معاذ، والله إني لأحبك» فقال معاذ: بأبي وأمي يا رسول الله، وأنا
أحبك. فقال: «أوصيك يا معاذ لا تدعن في دبر كل صلاة أن تقول: «اللهم أعني على ذكرك
وشكرك وحسن عبادتك».“Wahai Mu’adz sesungguhnya aku menyenangimu, aku ingin
memberimu wasiat wahai Mu’adz agar jangan sekali-kali kamu meninggalkan pada
penghujung setiap shalat ucapan:«اللهم أعني على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك».“Ya
Allah tolonglah aku untuk selalu mengingat-Mu dan mensyukuri (ni’mat)-Mu dan
memperbaiki ibadahku kepada-Mu”. Ini adalah hadits shahih.
==========================================================
88. Diantara dzikir-dzikir
tidur dan bangun tidur: Dari Huzaifah Radhiyallahu ‘Anhu beliau berkata: Adalah
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam jika ingin tidur beliau
mengucapkan:((باسمك اللهم أموت وأحيا))“Dengan nama-Mu ya Allah aku mati dan aku
hidup”. Dan jika bangun dari tidurnya beliau berkata:((الحمد لله الذي أحيانا
بعد ما أماتنا وإليه النشور)).“Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan
kami setelah mematikan (menidurkan) kami dan hanya kepada-Nya-lah kami
dibangkitkan”. (HR. Al-Bukhariy).
===========================================================
89. Membaca basmalah ketika
akan makan, dan dalilnya adalah hadits Umar bin Abi Salamah bahwa Nabi
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata kepadanya:((يا غلام سم الله، وكل بيمينك،
وكل مما يليك)).“Wahai anak (remaja) sebutlah nama Allah dan makanlah dengan
tangan kananmu serta makanlah dari yang dekat denganmu”. Maka sentiasa aku
makan seperti itu. (Muttafaqun ‘Alaih).
==========================================================
90. Mengganggu tetangga dan
kaum muslimin adalah haram, dan dalilnya adalah hadits Ibnu ‘Amr Radhiyallahu
‘Anhuma bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata:((المسلم من سلم
المسلمون من لسانه ويده)).“Seorang muslim adalah orang yang kaum muslimin
selamat dari kejelekan lisannya dan gangguan tangannya”. (Muttafaqun ‘Alaih).
==========================================================
91. Jika kamu berkeinginan
untuk masuk rumah maka minta izinlah sebelum kamu masuk, dan dalilnya adalah
perkataan Allah Ta’ala:يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَدْخُلُوا بُيُوتاً
غَيْرَ بُيُوتِكُمْ حَتَّى تَسْتَأْنِسُوا وَتُسَلِّمُوا عَلَى أَهْلِهَا
[النور:27].“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian memasuki rumah yang
bukan rumah kalian sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya”.
(An-Nuur: 27).Dan dari seorang shahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata kepada seorang
pembantunya:((اخرج إلى هذا وعلمه الاستئذان، فقل له: قل: السلام عليكم، أأدخل)).“Keluarlah
kepada orang ini dan ajarkanlah kepadanya tata cara meminta izin, katakan
kepadanya: Ucapkanlah: Assalamu ‘alaikum, bolehkah aku masuk?!”. Dan dari Abu
Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
berkata:((…أفشوا السلام بينكم)).“Tebarkan salam diantara kalian”. (HR. Muslim).
==========================================================
92. Wajib bagi kalian untuk
jujur, karena kejujuran itu menunjuki (mengantarkan) kepada Jannah (surga), dan
dalilnya adalah hadits Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘Anhu bahwa Nabi Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam berkata:((إن الصدق يهدي إلى البر، وإن البر يهدي إلى الجنة،
وإن الكذب يهدي إلى الفجور، وإن الفجور يهدي إلى النار)).“Sesungguhnya kejujuran
mengantarkan ke Jannah, dan kebaikan mengantarkan ke jannah dan dusta
mengantarkan kepada kejahatan, dan sungguh kejahatan mengantarkan ke neraka”.
(Muttafaqun ‘Alaih).
==========================================================
93. Wajib bagimu untuk
berbakti kepada kedua orang tua, dan sungguh Allah ‘Azza wa Jalla telah
memerintahkan hal yang demikian itu, Allah Ta’ala berkata:وَقَضَى رَبُّكَ
أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَاناً
[الإسراء:23].“Dan Robbmu telah memerintahkan supaya kalian jangan menyembah
selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan
sebaik-baiknya”. (Al-Isra’: 23).
==========================================================
94. Menjauhi perbuatan
menyerupai orang-orang kafir, karena sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam telah berkata:((من تشبه بقوم فهو منهم)).“Barang siapa menyerupai suatu
kaum maka dia termasuk dari mereka”. (HR. Ahmad dan selainnya dari hadits Ibnu
‘Umar dan hadits ini hasan).
==========================================================
95. Hendaklah kamu
memperbanyak dzikir (mengingat) Allah ‘Azza wa Jalla, dengan dzikir-dzikir yang
telah pasti (keshahihannya) dengan dalil yang ada, karena hal itu termasuk dari
sebab-sebab keberuntungan di dunia dan di akhirat, Allah Ta’ala
berkata:وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيراً لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ [الجمعة:10].“Dan
ingatlah Allah sebanyak-banyaknya supaya kalian beruntung”. (Al-Jum’ah: 10).
Dan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu beliau berkata: Berkata Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:((كلمتان خفيفتان على اللسان ثقيلتان في الميزان
حبيبتان إلى الرحمن: سبحان الله وبحمده، سبحان الله العظيم))“Dua kalimat yang
sangat ringan di lisan dan sangat berat di mizan (timbangan) yang dicintai oleh
Ar-Rahman: Maha Suci Allah dengan segala pujian-Nya, dan Maha Suci Allah
Al-’Azhiim” . (Muttafaqun ‘Alaih).
=========================================================
96. Penutup majelis:
Dari ‘Aisyah Radhiyallahu
‘Anha bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam jika duduk dalam suatu majelis
atau shalat maka beliau mengucapkan beberapa kalimat, maka Aisyah bertanya
kepadanya tentang kalimat-kalimat tersebut, lalu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
wa Sallam mengatakan:((إن تكلم بخير كان طابعا عليهن إلى يوم القيامة، وإن تكلم
بغير ذلك كان كفارة: سبحانك وبحمدك لا إله إلا أنت، أستغفر الله وأتوب
إليه)).“Apabila kamu berbicara dengan pembicaraan yang baik maka kalimat ini
sebagai pengikutnya hingga hari kiamat, dan jika kamu berkata dengan perkataan
selain demikian itu maka itu sebagai kaffarah (tebusan)nya: “Maha Suci Engkau
ya Allah, dan dengan memuji-Mu yang tidak ada sesembahan yang berhak disembah
kecuali Engkau, aku ber-istighfar (memohon ampun) kepada Allah dan aku
bertaubat kepada-Nya”. (HR. Ahmad, dan ini adalah hadits shahih).
ذكر أسماء الله الحسنى
بأدلتهاMenyebut Nama-nama Allah Yang Indah dengan diserta Dalil-dalilnyaDari
Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beliau
berkata:«إِنَّ لِلَّهِ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ اسْمًا مِائَةً إِلاَّ وَاحِدًا مَنْ
أَحْصَاهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ إِنَّهُ وِتْرٌ يُحِبُّ الْوِتْرَ».“Sesungguhnya
Allah memiliki 99 (sembilan puluh sembilan) nama,100 (seratus) kurang satu,
barang siapa menghafal [dan menjaganya] maka akan masuk jannah, dan
sesungguhnya Allah Al-Witr dan dia menyukai al-witir (yang ganjil)”. (HR.
Al-Bukhariy, no. 6410 dan Muslim, no. 2677 dan ini adalah lafadz beliau).
1.Allah,
2. Al-Ilah,
3. Al-Hayyu,
4. Al-Qayyuum, Allah
Ta’ala berkata:اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوم
[البقرة/255]“Allah, tidak ada sesembahan (yang berhak disembah) melainkan
Al-Hayyu lagi Al-Qayyum”. (Al-Baqarah: 255).
5. Ar-Robb,
6. Ar-Rahmaan,
7. Ar-Rahiim, Allah Ta’ala
berkata:الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (2) الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (3)
[الفاتحة/2، 3]“Segala puji bagi Allah Robb semesta alam, Ar-Rahmaan lagi
Ar-Rahiim”. (Al-Fatihah: 2-3). Dan dari Ibnu ‘Abbas Radiyallahu ‘Anhu beliau
berkata: Berkata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:فَأَمَّا الرُّكُوعُ
فَعَظِّمُوا فِيهِ الرَّبّ عز وجل.“…Adapun ruku’ maka agungkanlah kalian pada
ruku’ tersebut Ar-Robb ‘Azza wa Jalla”. (HR. Muslim, no. 479).
8. Al-Malik,
9. Al-Qudduus,
10. As-Sallaam,
11. Al-Mu’min,
12. Al-Muhaimin,
13. Al-Jabbaar,
14. Al-Mutakabbir,
15. Al-Khaaliq,
16. Al-Baari’,
17. Al-Mushawwir,
18. Al-’Aziiz,
19. Al-Hakiim, Allah
Ta’ala berkata:هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ عَالِمُ الْغَيْبِ
وَالشَّهَادَةِ هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ (22) هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَهَ
إِلَّا هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلَامُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ
الْعَزِيزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُ سُبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا يُشْرِكُونَ (23)
هُوَ اللَّهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ لَهُ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى
يُسَبِّحُ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
(24) [الحشر/22-24].“Dialah Allah yang tidak ada sesembahan selain Dia, yang
mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dia-lah Ar-Rahmaan lagi Ar-Rahiim. Dialah
Allah yang tidak ada sesembahan selain Dia, Al-Malik, Al-Qudduus, As-Salaam,
A-Mu’min, Al-Muhaimiin, Al-’Aziiz, Al-Mutakabbir, Maha suci Allah dari apa yang
mereka persekutukan. Dialah Al-Khaaliq, Al-Baaiy, Al-Mushawwir, yang mempunyai
nama-nama yang Indah. bertasbih kepadanya apa yang di langit dan bumi. dan
Dialah Al-’Aziiz lagi Al-Hakiim”. (Al-Hasyr: 22-24).20. Al-Awwal,
21. Al-Aakhir,
22. Azh-Zhaahir,
23. Al-Baathin,
24. Al-’Aaliim, Allah
Ta’ala berkata:هُوَ الْأَوَّلُ وَالْآَخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ وَهُوَ
بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ [الحديد/3]“Dialah Al-Awwal dan yang Al-Aakhir,
Azh-Zhaahir, dan Al-Baathin; dan Dia Al-’Aliim terhadap segala sesuatu”.
(Al-Hadiid: 3).
25. Al-Ghafuur,
26. Al-Waduud,
27. Al-Majiid, Allah
Ta’ala berkata:وَهُوَ الْغَفُورُ الْوَدُودُ (14) ذُو الْعَرْشِ الْمَجِيدُ (15)
[البروج/14، 15]“Dia-lah Al-Ghafuu lagi Al-Waduud, yang mempunyai ‘Arsy
Al-Majiid”. (Al-Buruuj: 14-15).
28. Ar-Razzaaq,
29. Al-Qawwiy,
30. Al-Matiin, Allah
Ta’ala berkata:إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِين
[الذاريات/58]“Sesungguhnya Allah Dialah Ar-Razzaaq, Dzul Quwwah lagi
Al-Matiin”. (Adz-Dzaariyaat: 58). Dan Allah Ta’ala berkata:وَهُوَ الْقَوِيُّ
الْعَزِيزُ [الشورى/19]“Dialah Al-Qawiiy lagi Al-’Aziiz”. (Asy-Syura’a: 19).
31. Al-Khair,
32. Al-Haafidz,
33. Al-Hafiidz. Allah
Ta’ala berkata:فَاللَّهُ خَيْرٌ حَافِظًا وَهُوَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ
[يوسف/64]“Maka Allah adalah Al-Haafidz dan Arhamur-Raahimiin”. (Yusuf: 64). Dan
perkataan Ta’ala:إِنَّ رَبِّي عَلَى كُلِّ شَيْءٍ حَفِيظٌ [هود/57]“Sesungguhnya
Robbku adalah Al-Hafiizh”. (Huud: 87).
34. Al-’Aalim,
35. Al-Kabiir,
36. Al-Muta’aal. Allah
Ta’ala berkata:عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ الْكَبِيرُ الْمُتَعَالِ
[الرعد/9]“Al-’Aalim terhadap semua yang ghaib dan yang nampak; Al-Kabiir lagi
Al-Muta’aal”. (Ar-Ra’d: 9).
37. Al-Maalik,
38. Al-Maliik,
39. Al-Muqtadir. Allah
Ta’ala berkata:فِي مَقْعَدِ صِدْقٍ عِنْدَ مَلِيكٍ مُقْتَدِرٍ [القمر/55]“Di
tempat yang disenangi di sisi Al-Maliik lagi Al-Muqtadir”. (Al-Qamar: 55).
40. Al-Ahad,
41. Ash-Shamad. Allah
Ta’ala berkata:قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ (1) اللَّهُ الصَّمَدُ (2) [الإخلاص/1،
2]“Katakanlah: “Dia-lah Allah Al-Ahad. Allah Ash-Shamad”. (Al-Ikhlash: 1-2).
Dan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam beliau berkata:قال الله عز وجل: …..وأنا الأحد الصمد لم ألد ولم أولد ولم
يكن لي كفأ أحد.“Allah ‘Azza wa Jalla berkata:…. Dan Aku Al-Ahad lagi
Ash-Shamad, tidak beranak dan tidak pula diperanakan dan tidak ada sesuatupun
yang setara (dengan-Ku)”. (HR. Al-Bukhariy, no. 4979).
42. Al-Waahid,
43. Al-Qahhaar. Allah
Ta’ala berkata:وَهُوَ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ [الرعد/16]“Dia-lah Al-Waahid lagi
Al-Qahhar”. (Ar-Ra’d: 16).
44. Al-Waliyy,
45. Al-Hamiid. Allah
Ta’ala berkata:وَهُوَ الْوَلِيُّ الْحَمِيدُ [الشورى/28]“Dan Dia-lah Al-Waliyy
lagi Al-Hamiid”. (Asy-Syuuraa: 28).
46. Al-Maulaa,
47. An-Nashiir. Allah
Ta’ala berkata:فَنِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيرُ [الحج/78]“Maka Dialah
sebaik-baik Al-Maulaa dan sebaik- baik An-Nashiir”. (Al-Hajj: 78).
48. Ar-Raqiib,
49. Asy-Syahiid. Allah
Ta’ala berkata:فَلَمَّا تَوَفَّيْتَنِي كُنْتَ أَنْتَ الرَّقِيبَ عَلَيْهِمْ
وَأَنْتَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ [المائدة/117]“Maka setelah Engkau wafatkan
Aku, Engkau-lah Ar-Raqiib atas mereka. dan Engkau adalah Asy-Syahiid atas
segala sesuatu”. (Al-Maidah: 117).
50. As-Samii’, 51.
Al-Bashiir. Allah Ta’ala berkata:إِنَّ اللَّهَ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِير
[غافر/20]“Sesungguhnya Dia-lah As-Samii’ lagi Al-Bashiir”. (Ghaafir: 20).
52. Al-Haq,
53. Al-Mubiin. Allah
Ta’ala berkata:وَيَعْلَمُونَ أَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ الْمُبِينُ
[النور/25]“Dan mereka mengetahui bahwa Allah-lah Al-Haq lagi Al-Mubiin”.
(An-Nuur: 25).
54. Al-Lathiif,
55. Al-Khabiir. Allah
Ta’ala berkata:أَلَا يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ
[الملك/14]“Apakah Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu
lahirkan atau rahasiakan); dan Dia-lah Al-Lathiif lagi Al-Khabiir”. (Al-Mulk:
14).
56. Al-Qariib,
57. Al-Mujiib. Allah
Ta’ala berkata:إِنَّ رَبِّي قَرِيبٌ مُجِيبٌ [هود/61]“Sesungguhnya Robbku
Al-Qariib lagi Al-Mujiib”. (Huud: 61).
58. Al-Kariim,
59. Al-Akram. Allah Ta’ala
berkata:يَا أَيُّهَا الْإِنْسَانُ مَا غَرَّكَ بِرَبِّكَ الْكَرِيمِ
[الإنفطار/6]“Hai manusia, Apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat
durhaka) terhadap Robbmu Al-Kariim”. (Al-Infithaar: 6). Dan perkataan-Nya
Ta’ala:اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ [العلق/3]“Bacalah, dan Robbmulah
Al-Akraam”. (Al-’Alaq: 3).
60. Al-’Aliyyu,
61. Al-’Azhiim. Allah
Ta’ala berkata:وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ
[البقرة/255]“Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia-lah
Al-’Aliyyu lagi Al-’Azhiim”. (Al-Baqarah: 255).
62. Al-Hasiib,
63. Al-Wakiil. Allah
Ta’ala berkata:فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ
الْوَكِيلُ [آل عمران/173]“Maka bertambahlah keimanan mereka dan mereka
menjawab: “Allah-lah Al-Hasiib bagi Kami dan Allah-lah Al-Wakiil”. (Ali Imran:
173).
64. Asy-Syakuur,
65. Al-Haliim. Allah
Ta’ala berkata:وَاللَّهُ شَكُورٌ حَلِيمٌ [التغابن/17]“Dan Allah adalah
Asy-Syakuur lagi Al-Haliim”. (At-Taghaabun: 17).
66. Al-Biir. Allah Ta’ala
berkata:إِنَّهُ هُوَ الْبَرُّ الرَّحِيمُ [الطور/28]“Sesungguhnya Dia-lah
Al-Biir lagi Ar-Rahiim”. (Ath-Thuur: 28).
67. Asy-Syakiir. Allah
Ta’ala berkata:وَكَانَ اللَّهُ شَاكِرًا عَلِيمًا [النساء/147]“Dan Allah adalah
Asy-Syaakir lagi Al-’Aliim”. (An-Nisa’: 147).
68. Al-Wahhaab. Allah
Ta’ala berkata:أَمْ عِنْدَهُمْ خَزَائِنُ رَحْمَةِ رَبِّكَ الْعَزِيزِ
الْوَهَّابِ [ص/9]“Atau Apakah mereka itu mempunyai perbendaharaan rahmat Robbmu
Al-’Aziiz lagi Al-Wahhab”. (Shaad: 9).
69. Al-Qaahir. Allah
Ta’ala berkata:وَهُوَ الْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهِ [الأنعام/18]“Dan Dia-lah
Al-Qaahir atas semua hamba-hamba-Nya”. (Al-An’am: 18).
70. Al-Ghaffaar. Allah
Ta’ala berkata:رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا الْعَزِيزُ
الْغَفَّارُ [ص/66]“Robb langit-langit dan bumi dan apa yang ada di antara
keduanya Al-’Aziiz lagi Al-Ghaffaar”. (Shaad: 66).
71. At-Tawwab. Allah
Ta’ala berkata:فَتَلَقَّى آَدَمُ مِنْ رَبِّهِ كَلِمَاتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ
إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ [البقرة/37]“Kemudian Adam menerima beberapa
kalimat dari Robbnya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah
At-Tawwab lagi Ar-Rahiim”. (Al-Baqarah: 37).
72. Al-Fattaah. Allah
Ta’ala berkata:وَهُوَ الْفَتَّاحُ الْعَلِيمُ [سبأ/26]“Dan Dia-lah Al-Fattaah
lagi Al-’Aliim”. (Saba’: 26).
73. Ar-Rauuf. Allah Ta’ala
bekata:وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ وَأَنَّ اللَّهَ رَءُوفٌ
رَحِيمٌ [النور/20]“Dan Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya
kepada kamu semua, dan sungguh Allah adalah Ar-Rauuf lagi Ar-Rahiim”. (An-Nuur:
20).
74. An-Nuur. Allah Ta’ala
berkata:اللَّهُ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ [النور/35]“Allah-lah An-Nuur
langit dan bumi”. (An-Nuur: 35).
75. Al-Muqiit. Allah Ta’ala
berkata:وَكَانَ اللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ مُقِيتًا [النساء/85]“dan Allah-lah
Al-Muqiit atas segala sesuatu”. (An-Nisa’: 85).
76. Al-Waasi’. Allah
Ta’ala berkata:وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ [البقرة/247]“Dan Allah adalah
Al-Waasi’ lagi Al-’Aliim”. (Al-Baqarah: 247).
77. Al-Waarits. Allah
Ta’ala berkata:وَنَحْنُ الْوَارِثُونَ [الحجر/23]“Dan Kami-lah Al-Waarits”.
(Al-Hijr: 23).
78. Al-A’laa. Allah Ta’ala
berkata:سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى [الأعلى/1]“Sucikanlah nama Robbmu
Al-A’laa”. (Al-A’laa: 1).
79. Al-Muhiith. Allah
Ta’ala berkata:أَلَا إِنَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ مُحِيطٌ [فصلت/54]“Ingatlah bahwa
sesungguhnya Dia adalah Al-Muhiith”. (Fushshilat: 54).
80. Al-’Allaam. Allah
Ta’ala berkata:أَلَمْ يَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ سِرَّهُمْ وَنَجْوَاهُمْ
وَأَنَّ اللَّهَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ [التوبة/78]“Tidaklah mereka tahu bahwasanya
Allah mengetahui rahasia dan bisikan mereka, dan bahwasanya Allah-lah
Al-’Allaam segala yang ghaib”. (At-Taubah: 78).
81. Al-Musta’aan . Allah
Ta’ala berkata:وَرَبُّنَا الرَّحْمَنُ الْمُسْتَعَانُ عَلَى مَا تَصِفُونَ
[الأنبياء/112]“Dan Robb kami-lah Ar-Rahmaan lagi Al-Musta’aan terhadap apa yang
kalian katakan”.(Al-Anbiya’: 112).
82. Al-Haadiy. Allah
Ta’ala berkata:وَإِنَّ اللَّهَ لَهَادِ الَّذِينَ آَمَنُوا إِلَى صِرَاطٍ
مُسْتَقِيمٍ [الحج/54]“Dan sesungguhnya Allah adalah Al-Haadiy bagi orang-orang
yang beriman kepada jalan yang lurus”. (Al-Hajj: 54).
83. An-Naashir. Allah
Ta’ala berkata:بَلِ اللَّهُ مَوْلَاكُمْ وَهُوَ خَيْرُ النَّاصِرِينَ [آل
عمران/150]“Tetapi (ikutilah Allah), Allahlah Pelindung kalian, dan Dia-lah
An-Naashir”. (Ali Imraan: 150).
84. Al-Khallaaq. Allah
Ta’ala berkata:إِنَّ رَبَّكَ هُوَ الْخَلَّاقُ الْعَلِيمُ
[الحجر/86]“Sesungguhnya Robbmu, Dia-lah Al-Khallaaq lagi Al-’Aliim”. (Al-Hijr:
86).
85. Al-’Afuw. Allah Ta’ala
berkata:فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ عَفُوًّا قَدِيرًا [النساء/149]“Maka Sesungguhnya
Allah adalah Al-’Afuw lagi Al-Qadiir”. (An-Nisa’: 149).
86. Al-Haakim. Allah
Ta’ala berkata:وَاتَّبِعْ مَا يُوحَى إِلَيْكَ وَاصْبِرْ حَتَّى يَحْكُمَ اللَّهُ
وَهُوَ خَيْرُ الْحَاكِمِينَ [يونس/109]“Dan ikutilah apa yang diwahyukan
kepadamu, dan bersabarlah hingga Allah memberi keputusan dan Dia adalah
Al-Haakim”. (Yunus: 109).
87. Al-Ghaniy. Allah
Ta’ala berkata:وَرَبُّكَ الْغَنِيُّ ذُو الرَّحْمَةِ [الأنعام/133]“Dan Robbmu
Al-Ghaniy lagi memiliki Ar-Rahmah”. (Al-An’am: 133).
88. Al-Kafiil. Allah
Ta’ala berkata:وَقَدْ جَعَلْتُمُ اللَّهَ عَلَيْكُمْ كَفِيلًا [النحل/91]“Dan
sungguh kalian telah menjadikan Allah atas kalian sebagai Al-Kafiil”. (An-Nahl:
91).Dan Al-Imam Al-Bukhariy Rahimahullah telah meriwayatkan dengan tanpa sanad
pada Kitab Al-Hawaalaat, setelah hadits (no. 2291) dan Al-Imam Ahmad
meriwayatkan dengan sanad [yang bersambung sampai kepada Rasulullah Shallallahu
'Alaihi wa Sallam] (Juz 2/Hal. 348) dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu dari
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bahwasanya beliau menyebutkan
seseorang dari Bani Israil:…..قال: وكفى بالله وكيلا.…..Berkata: Cukuplah bagi
Allah Al-Kafiil”. Dan ini adalah hadits shahih.
89. Al-Hayy,
90. As-Sittiir. Allah
Ta’ala berkata:وَاللَّهُ لَا يَسْتَحْيِي مِنَ الْحَقِّ [الأحزاب/53]“Dan Allah
tidak malu (menerangkan) yang benar”. (Al-Ahzaab: 53). Dan dari Ya’laa bin
Umayyah, beliau berkata: Berkata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:إن
الله تعالى حيي ستير.“Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla adalah Al-Hayy lagi
As-Sittiir”. (HR. Abu Dawud (no. 4012), Ahmad (4/224) dan An-Nasiy (406)), dan
ini adalah hadits shahih.
91. Al-Musa’ir,
92. Al-Qaabidh,
93. Al-Baasith,
94. Ar-Razzaaq, dari Anas
bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu, beliau berkata: Berkata Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam:«إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمُسَعِّرُ الْقَابِضُ الْبَاسِطُ
الرَّازِقُ وَإِنِّى لأَرْجُو أَنْ أَلْقَى رَبِّى وَلَيْسَ أَحَدٌ مِنْكُمْ
يَطْلُبُنِى بِمَظْلَمَةٍ فِى دَمٍ وَلاَ مَالٍ».“Sesungguhnya Allah adalah
Al-Musa’ir, Al-Qaabidh, Al-Baasith, Ar-Raaziq. Dan aku berharap berjumpa dengan
Robbku dan tidak seorang pun dari kalian menuntutku tentang kezhaliman
penumpahan darah dan pengambilan harta”. Ini adalah hadits shahih (HR. Abu
Dawud, no. 3450, dan selainnya).
95. Al-Muqaddim,
96. Al-Muakhkhir,
97. Al-Qadiir, dari Abu
Musa, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beliau berkata:…..أنت المقدم
وأنت المؤخر وأنت على كل شيء قدير“Engkau Al-Muqaddim, Engkau Al-Muakhkhir, dan
Engkau atas segala sesuatu Al-Qadiir”. (HR. Al-Bukhariy, no. 6398 dan Muslim,
no. 2719).
98. As-Subbuuh, dari
Aisyah Radhiyallahu ‘Anha, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
berkata:سُبُّوحٌ قُدُّوسٌ….“As-Subbuuh Al-Qudduus…”. (HR. Muslim, no. 487).
99. Ar-Rafiiq, dari Aisyah
Radhiyallahu ‘Anha, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata:إن
الله رفيق يحب الرفق في الأمر كله“Ya Aisyah, sesungguhnya Allah adalah
Ar-Rafiiq, Dia mencintai kelembutan pada semua perkara…”. (HR. Al-Bukhariy, no.
6927 dan Muslim, no. 2597).
100. Ath-Thayyib, dari Abu
Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, beliau berkata: Berkata Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam:أيُّها الناس إنَّ الله طيّبٌ لا يَقْبَلُ إلا طيّباً …“Wahai
Manusia, sesungguhnya Allah adalah Ath-Thayyib, tidaklah Dia menerima kecuali
yang baik-baik….”. (HR. Muslim, no. 1015).
101. Al-Hakam, dari Abu
Syuraih Haanii’ bin Yaziid Radhiyallahu ‘Anhu, beliau berkata: Berkata
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:إن الله هو الحكم وإليه
الحكم….“Sesungguhnya Allah adalah Al-Hakam, dan kepadanya keputusan (hukum)….”.
(HR. Abu Dawud, no. 4955, An-Nasaiy, no. 5387, dan ini adalah hadits shahih.
102. Asy-Syaafiy, dari
Aisyah Radhiyallahu ‘Anha, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam jika
sakit maka beliau berkata:أذهب البأس رب الناس واشف وأنت الشافي….“Hilangkanlah
derita (sakit) Robb manusia, sembuhkanlah aku, Engkau Asy-Syaafiy….”. (HR.
Al-Bukhariy, no. 5675 dan Muslim, no. 2191).
103. Al-Mu’thiy, dari
Mu’awiyyah Radhiyallahu ‘Anhu, beliau berkata: Berkata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
wa Sallam:….والله المعطي وأنا القاسم.“…..Allah Al-Mu’thiy dan aku Al-Qasiim”.
(HR. Al-Bukhariy, no. 3116 dan Muslim, no. 1037) dan ini adalah lafadz
Al-Bukhariy.
104. Al-Witir, dengan
dalil hadits yang telah disebutkan pada awal nama-nama (Allah) ini.
105. Ath-Thabiib, dari Abi
Rimtsah, beliau berkata: Berkata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam:….اللهُ الطبيب“…..Allah Ath-Thabiib”. (HR. Abu Dawud, no. 4206, dan
Ahmad: 4/163), dan ini adalah hadits shahih.
106. Al-Jamiil, dari
Abdillah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘Anhu, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam, beliau berkata:إن الله جميل يحب الجمال.“Sesungguhnya Allah adalah
Al-Jamiil, Dia mencintai kebagusan”. (HR. Muslim, no. 91).
107. Al-Mannaan, dari Anas
bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu, beliau berkata: Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam mendengar seseorang berkata: Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepadamu
bahwa bagi-Mu pujian, tidak ada sesembahan yang berhaq disembah kecuali Engkau,
tidak ada sekutu bagi-Mu, Al-Mannaan…. Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam berkata:لَقَدْ دَعَا اللَّهَ بِاسْمِهِ الأَعْظَمِ الَّذِي إِذَا دُعِيَ
بِهِ اسْتَجَابَ.“Sungguh benar-benar dia telah meminta kepada Allah dengan
nama-Nya Al-A’zham yang jika diminta dengannya maka diberi, dan jika memohon
dengannya maka dikabulkan”. (HR. Ibnu Majah, no. 3858), dan ini adalah hadits
hasan.108. As-Sayyid, dari Abdillah Ibnusy-Syikhkhiir, beliau berkata: Kami
berkata: Ya Rasulullah engkau sayyid kami, maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
wa Sallam berkata:«السَّيِّدُ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى».“As-Sayyid Allah
Tabaraka wa Ta’ala”. (HR. Abu Dawud, no. 4806) dan ini adalah hadits shahih.
109. Ad-Dayyan, berkata
Al-Imam Al-Bukhariy Rahimahullah (dalam “Kitab Tauhid”), Bab (32) dan
disebutkan dari Jabir, dari Abdillah bin Unais, beliau berkata: Aku mendengar
Rasulallah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata:يحشرالله العباد فَيُنَادِيهم
بِصَوْتٍ يَسْمَعُهُ مَنْ بَعُدَ كَمَا يَسْمَعُهُ مَنْ قَرُبَ أَنَا الْمَلِكُ
أَنَا الدَّيَّانُ…..“Allah mengumpulkan hamba-hamba (Nya), lalu diserulah
mereka dengan seruan yang dapat didengar oleh orang yang jauh sebagaimana
seruan tersebut didengar oleh orang dekat: Aku Al-Malik, Aku Ad-Dayyaan…”.
Sanad hadits ini disambung oleh Al-Imam Ahmad dalam “Musnadnya” (3/495), dan
hadits ini hasan, dan sungguh telah ditetapkan (dishahihkan) nama ini oleh
Al-Imam Ibnu Qayyim dalam “An-Nuuniyyah” .